Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Danantara Berencana Bangun 17 Kilang di AS Senilai Rp130 Triliun

Danantara akan membangun 17 kilang modular di AS senilai US$8 miliar sebagai bagian kesepakatan tarif dagang Indonesia-AS.
Logo Wisma Danantara Indonesia di Jakarta, Minggu (29/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Logo Wisma Danantara Indonesia di Jakarta, Minggu (29/6/2025). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pengelola Investasi Danantara dikabarkan berencana membangun 17 kilang modular di Amerika Serikat (AS). Rencana ini menjadi bagian dari kesepakatan dagang antara Indonesia dan AS yang membuahkan penurunan tarif resiprokal dari 32% menjadi 19%.

Melansir Reuters, Selasa (22/7/2025), Danantara berencana menandatangani kontrak rekayasa, pengadaan, dan konstruksi (EPC) senilai US$8 miliar dengan perusahaan rekayasa AS, KBR Inc.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan rencana pembangunan kilang modular dalam sebuah briefing tertutup dengan pelaku usaha pada Senin (21/7/2025) malam. Dua sumber Reuters mengonfirmasi rencana pembangunan kilang yang tercantum dalam sebuah materi presentasi yang dilihat Reuters.

Sementara itu, CEO Danantara Rosan Roeslani enggan menanggapi kabar tersebut ketika ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (22/7/2025).

Diberitakan Bisnis sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sempat mengungkapkan bahwa Danantara akan berinvestasi di bidang refineries atau kilang sebagai bagian dari negosiasi tarif Trump dengan AS.

Adapun, nilai investasi itu mencapai US$8 miliar atau setara Rp129,93 triliun (asumsi kurs Rp16.241 per US$).

"Ada rencana pembelian Danantara untuk refineries nah, itu nilainya US$8 miliar," tutur Airlangga di Paris, Prancis, Selasa (15/7/2025).

Namun, Airlangga tidak menjelaskan lebih detail terkait rencana tersebut.

Selain Danantara, Airlangga menyebut bahwa Indorama Corporation juga akan berinvestasi dalam pengembangan blue ammonia di AS.

Dia menuturkan, Indorama merupakan perusahaan yang sudah memiliki jam terbang. Airlangga menyebut perusahaan global yang bergerak di berbagai bidang industri, terutama dalam produksi serat, benang, dan produk kimia itu sudah berdiri sejak 1975.

"Indorama mulai dari Purwakarta 50 tahun yang lalu," ujarnya.

Kendati demikian, Airlangga tidak memerinci berapa nilai investasi yang bakal ditanamkan perusahaan tersebut di AS.

Adapun, blue ammonia merupakan amonia yang diproduksi dengan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) untuk mengurangi emisi karbondioksida selama proses produksinya. Blue ammonia memiliki potensi besar untuk digunakan sebagai bahan bakar bersih, baik untuk pembangkit listrik maupun transportasi, serta sebagai bahan baku dalam industri.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro