Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi singkat terkait kabar rencana investasi besar yang akan dilakukan perusahaan holding BUMN, Danantara, ke Amerika Serikat senilai Rp133 triliun.
Hal ini disampaikan usai menghadiri rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto mengenai pembahasan RAPBN 2026 di Istana Negara, Selasa (22/7/2025) malam.
Saat ditanya perkembangan rencana tersebut dan sejauh mana laporan yang diterima oleh Kemenko Perekonomian, Airlangga menyarankan publik untuk menunggu pengumuman resmi dari pihak terkait.
“Itu kita tunggu saja dari Danantara,” ujar Airlangga singkat kepada wartawan.
Dia juga tidak merinci apakah pemerintah telah menerima laporan teknis atau rencana pelaksanaan investasi tersebut.
“Tunggu aja, tunggu pengumuman dari Danantara,” tegasnya.
Baca Juga
Sebelumnya, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menegaskan bahwa pemerintah tetap memprioritaskan investasi dalam negeri di tengah isu negosiasi dengan Amerika Serikat terkait rencana investasi yang disebut-sebut mencapai Rp130 triliun itu.
“Kita evaluasi semua potensi investasi. Tapi fokus kita tetap di Indonesia dulu ya,” ujar Rosan kepada awak media di Kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (22/7/2025).
Menurut CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara itu) pemerintah menerapkan pendekatan proporsional dalam pengelolaan investasi luar negeri, dengan komposisi sekitar 80% difokuskan di dalam negeri dan 20% sisanya di luar negeri, termasuk Amerika Serikat.
“Kita bilangnya 80% untuk Indonesia, 20% di luar Indonesia. Tapi kita lihat semua, tidak hanya di AS, tapi juga di negara-negara lain,” jelasnya.
Rosan menekankan bahwa setiap investasi yang dilakukan, baik di dalam maupun luar negeri, harus memenuhi beberapa kriteria utama.
Di antaranya adalah adanya transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, serta imbal hasil yang berada di atas biaya modal (cost of capital).
“Yang penting bagi kami, investasi itu memberikan transfer teknologi, penciptaan lapangan kerja, dan return-nya harus di atas cost of capital. Kita lihat semuanya secara menyeluruh,” pungkas Rosan.