Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan untuk memindahkan sebagian penerbangan niaga berjadwal dari Bandara Halim Perdanakusuma (HLP) ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (CGK). Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di kedua bandara.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Lukman F. Laisa mengatakan keputusan tersebut merupakan hasil koordinasi intensif dengan berbagai pihak, termasuk operator penerbangan.
Menurutnya, proses komunikasi dan sejumlah rapat teknis telah dilakukan secara berkala untuk memastikan kelancaran pemindahan layanan penerbangan tersebut.
"Kami telah menginformasikan kepada operator penerbangan terkait rencana pelaksanaan perpindahan penerbangan dari Halim ke Soetta dan pada prinsipnya operator penerbangan menyetujui," kata Lukman dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (17/7/2025).
Sejumlah maskapai seperti PT Batik Air Indonesia dan PT Citilink Indonesia telah menyatakan dukungannya terhadap langkah Kemenhub tersebut. Kedua maskapai pun berkomitmen untuk menindaklanjuti rencana perpindahan operasional dari Bandara Halim ke Soekarno-Hatta.
Adapun pelaksanaan efektif pemindahan sebagian rute penerbangan tersebut akan dimulai pada 1 Agustus 2025. Rute-rute tertentu yang semula dilayani dari Bandara Halim akan dialihkan ke Soekarno-Hatta sesuai dengan ketentuan teknis yang ditetapkan.
Baca Juga
Lukman menegaskan bahwa keberhasilan kebijakan ini sangat bergantung pada kesiapan semua pihak, terutama maskapai dan pengelola bandara, dalam menyampaikan informasi secara tepat kepada publik.
"Informasi ini penting kita sampaikan melalui semua kanal informasi agar semua masyarakat terutama calon penumpang pesawat mengetahuinya," ujarnya.
Dia juga mengimbau kepada calon penumpang yang terbiasa menggunakan Bandara Halim untuk secara aktif mengikuti informasi terbaru mengenai jadwal dan lokasi keberangkatan pesawat mereka.
Langkah ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kenyamanan dan efisiensi operasional penerbangan domestik di wilayah Jabodetabek yang selama ini mengandalkan dua bandara utama tersebut.