Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif Trump Menghantui, Ekspor Jepang Anjlok pada Juni 2025

Ekspor Jepang turun untuk bulan kedua berturut-turut setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor. Nilai ekspor otomotif naik tapi volume meningkat.
Jepang menerapkan aturan yang lebih ketat untuk perusahaan-perusahaan agar memberikan perlindungan yang lebih baik bagi karyawan setelah meningkatnya angka cedera yang terkait dengan suhu ekstrem./ Bloomberg - Soichiro Koriyama
Jepang menerapkan aturan yang lebih ketat untuk perusahaan-perusahaan agar memberikan perlindungan yang lebih baik bagi karyawan setelah meningkatnya angka cedera yang terkait dengan suhu ekstrem./ Bloomberg - Soichiro Koriyama

Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor Jepang turun untuk bulan kedua berturut-turut setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor. Koreksi ekspor ini menambah risiko bakal terjadi resesi teknikal di Negeri Sakura.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang, ekspor turun 0,5% secara tahunan (year-on-year/IPO) pada Juni 2025. Pelemahan itu sebagian besar ditekan oleh anjloknya pengiriman mobil dan baja. 

Realisasi tersebut jauh lebih rendah dari estimasi ekonom yang memperkirakan pertumbuhan ekspor sebesar 5%.

Adapun, koreksi ekspor ini menambah kekhawatiran bahwa ekonomi Jepang akan tenggelam lagi pada kuartal II/2025. Apabila resesi teknikal terjadi, bakal menjadi sentimen negatif untuk PM Jepang Shigeru Ishiba.

Pelemahan ekspor juga menambah keengganan Bank Sentral Jepang (BoJ) untuk menaikkan suku bunga, sementara keputusan tarif dari AS saat ini belum terlalu jelas. 

Chief Economist Norinchukin Research Institute Takeshi Minami menjadi salah satu ekonom yang memperkirakan bakal terjadi resesi teknikal di Jepang. 

"Mengingat pernyataan yang fluktuatif dari Presiden Trump, ketidakpastian kemungkinan besar akan terus terjadi," kata Minami, dikutip Bloomberg, Kamis (17/7/2025).

Data terbaru itu menunjukkan pengiriman ke AS anjlok 11,4% yoy pada Juni, yang sebagian besar mirip dengan bulan sebelumnya. Nilai pengiriman kendaraan tergerus 27% dan pengiriman baja turun 29%.

Namun, penurunan pengiriman otomotif itu sebagian besar juga karena ada pemangkasan harga yang cukup agresif dari produsen mobil Jepang karena merespons tarif AS. Adapun, pengiriman mobil dengan penumpang naik 4,6% secara tahunan.

"Ekspor ke AS, khususnya otomotif, turun signifikan. Produsen memangkas biaya dan mengorbankan laba untuk menyerap tarif, yang membuat nilai ekspor turun tapi volume ekspor naik," imbuh Minami.

Adapun, pemerintah Trump mengancam dan akan mengimplementasikan tarif yang lebih tinggi kepada berbagai negara. Sejauh ini, baru sedikit negara yang mampu mencapai kesepakatan dengan AS lewat negosiasi dagang.

Antara Jepang dan AS sendiri, saat ini masih kesulitan untuk mencapai kesepakatan. Adapun, Jepang akan diikenakan tarif 25% untuk otomotif dan komponen otomotif. Selanjutnya tarif 50% akan dijatuhkan untuk produk baja.

Selain itu, Jepang juga mendapat tarif dasar 10% untuk seluruh pengiriman ke AS. Selanjutnya, pajak umum akan dinaikkan 25% mulai 1 Agustus, atau lebih tinggi dari yang diumumkan pada April sebesar 24%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro