Bisnis.com, JAKARTA - Harga rumah di Australia kembali mencatat kenaikan pada Mei 2025, menandai empat bulan berturut-turut lonjakan harga. Kenaikan harga rumah di Negeri Kanguru itu terdorong oleh pemangkasan suku bunga oleh bank sentral serta ekspektasi akan adanya pelonggaran lebih lanjut di akhir tahun.
Menurut konsultan properti Cotalit yang dilansir Bloomberg, Minggu (1/6/2025), Indeks Nilai Rumah naik 0,5% pada Mei, dengan seluruh kota besar mencatat pertumbuhan. Kenaikan tertinggi terjadi di Darwin sebesar 1,6%, disusul Perth 0,7%, Sydney 0,5%, dan Melbourne 0,4%.
“Momentum berkelanjutan yang kita lihat di hampir semua pasar tidak diragukan lagi didorong oleh pemangkasan suku bunga, baik yang telah terjadi, tetapi juga potensi pemangkasan dalam beberapa bulan mendatang,” kata Tim Lawless, direktur penelitian Cotality.
Bank Sentral Australia (RBA) telah menurunkan suku bunga acuan menjadi 3,85% dan pasar keuangan memperkirakan ada kemungkinan tiga kali pemangkasan tambahan tahun ini, yang akan membawa suku bunga ke level 3,1%.
Cotality mencatat, nilai hunian nasional berada di kisaran delapan kali lipat pendapatan rumah tangga pada akhir 2024, mencerminkan tekanan keterjangkauan yang signifikan. Kemampuan rumah tangga untuk membayar pinjaman rumah juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa.
Faktor utama pendorong kenaikan harga adalah kekurangan pasokan rumah yang kronis. Pemerintah Perdana Menteri Anthony Albanese yang baru saja terpilih kembali berjanji untuk mengatasi krisis perumahan dengan membangun lebih banyak rumah dan memberikan insentif kepada pembeli rumah pertama.
Baca Juga
Sementara itu, laju pertumbuhan sewa bulanan melambat menjadi 0,4% pada Mei dari 0,6% dalam tiga bulan sebelumnya. Pasar sewa di Sydney dan Melbourne menunjukkan kelemahan, meskipun tingkat kekosongan tetap di bawah 2%.
“Meskipun hanya ada sedikit properti kosong yang tersedia untuk disewa, sulit untuk melihat bagaimana nilai sewa dapat terus mencatat kenaikan tajam dari harga yang sudah tinggi, terutama dengan pertumbuhan upah yang sekarang melambat,” tulis Cotality. Fenomena ini dapat mendorong terbentuknya rumah tangga lebih besar, seperti rumah bersama dan pengaturan hidup multigenerasi, yang turut mengurangi tekanan permintaan