Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ritel Asing Berguguran, Hippindo: Format Bisnis Harus Berubah

Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyebut, ritel harus mulai mengubah format bisnis untuk dapat bertahan.
Lulu Hypermart, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (2/4/2025). / BISNIS - Ni Luh Anggela
Lulu Hypermart, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (2/4/2025). / BISNIS - Ni Luh Anggela

Bisnis.com, JAKARTA — Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) menyebut, ritel harus mulai mengubah format bisnis untuk menarik para pelanggan di tengah gugurnya ritel asing di Tanah Air.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah ritel asing di Indonesia seperti Lulu Hypermart dan GS Supermarket memutuskan untuk berhenti beroperasi. 

Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah mengatakan, ritel di Indonesia harus mengubah format bisnis dengan menyediakan lahan parkir gratis hingga poin menarik sebagai salah satu upaya bertahan di Indonesia. Menurutnya, perubahan format bisnis ini bisa mendatangkan pelanggan.

“Mungkin format bisnisnya diubah, salah satunya seperti parkir gratis atau mungkin dibuatkan [program] free supaya menarik orang datang. Atau poin-poin dengan bekerja sama dengan mal,” kata Budihardjo kepada Bisnis, dikutip pada Senin (19/5/2025).

Budihardjo juga menyebut supermarket maupun hypermarket harus memberikan barang yang lengkap, termasuk barang impor. Di samping itu, lanjut dia, ritel juga harus menekan harga sehingga dapat menawarkan harga yang bersaing dengan peritel lain.

Dia menilai dengan adanya sederet program tersebut akan membuat lebih banyak masyarakat berbelanja di ritel.

Di sisi lain, Budihardjo memproyeksi bisnis ritel akan tetap bergerak lincah di tahun ini, seiring dengan adanya Program Belanja di Indonesia Aja (BINA), Jakarta Great Sale, hingga program saat Ulang Tahun Indonesia.

“Tapi kan yang penting traffic. Kalau traffic itu enggak bisa dari ritel, ritel hanya bisa menyiapkan program barangnya, yang mendatangkan traffic itu adalah event atau tourist, jadi harus ada unsur pemerintah bersama asosiasi,” tuturnya.

Dia menilai Kementerian Perekonomian harus bekerja sama dengan kementerian/lembaga terkait, seperti Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perdagangan untuk mendorong laju bisnis ritel tetap naik.

“Jadi itu yang harus dilakukan pemerintah agar lincah mendatangnya traffic,” jelasnya.

Tren PHK

Saat ditemui di Puncak Harkonas 2025 yang berlokasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur, Minggu (18/5/2025), Budihardjo menyebut tren pemutusan hubungan kerja (PHK) memang terjadi di sektor ritel. Tren ini utamanya lantaran banyak perusahaan ritel yang menutup cabang. 

“Sektor ritel memang sudah banyak melakukan penutupan sehingga ada PHK. Tapi biasanya tenaga kerja di ritel itu akan diserap oleh ritel yang lain,” ungkap Budihardjo.

Pasalnya, Budihardjo mengungkap bahwa pengalaman alias kemampuan (skill) di bisnis ritel tergolong sukar. Alhasil, lanjut dia, pekerja di bisnis ritel akan cepat terserap ke sektor ritel yang lain, jika terjadi penutupan cabang.

“Orang ritel itu skill-nya selain senyum sapa, sabar, enggak boleh marah-marah, tapi juga ngerti pakai sistem, ngerti komputer, scanner, jadi teknologi juga. Bahkan jualan online jual pulsa juga semua,” terangnya.

Adapun, hingga saat ini, Hippindo tengah melakukan pendataan terkait jumlah ritel yang berguguran dan karyawan yang ter-PHK.

Namun jika mengacu data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), korban PHK telah mencapai 24.036 orang hingga 23 April 2025. Jumlah PHK hingga April 2025 ini sudah mencapai sepertiga dari total kasus PHK yang terjadi di 2024 sebanyak 77.965 orang.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper