Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menghentikan sementara impor jagung untuk bahan baku industri, seiring dengan panen raya yang berlangsung di sejumlah daerah di Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyampaikan bahwa sejumlah wilayah tengah memasuki musim panen raya untuk komoditas jagung.
“Oleh karena itu impor jagung untuk industri kita tidak bolehkan dulu, sekarang lagi panen raya,” kata Zulhas dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, dikutip Sabtu (17/5/2025).
Lebih lanjut, Zulhas mengemukakan bahwa harga acuan di sejumlah daerah masih di bawah Rp5.500 per kilogram (kg). Untuk itu, pemerintah terus berupaya agar harga jagung di tingkat petani dijaga pada level Rp5.500 per kg.
Adapun, proyeksi ketersediaan jagung hingga akhir tahun mencapai 20,48 juta ton, dengan perkiraan kebutuhan 14,85 juta ton. Stok akhir 2025 diperkirakan sebesar 5,63 juta ton.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan realisasi impor jagung industri untuk bahan baku makanan, minuman, dan pembuatan gluten serta pemanis masih rendah.
Baca Juga
Dia mengatakan realisasi impor komoditas ini baru mencapai 350.000 ton dari total Persetujuan impor 900.000 ton.
Seiring berlangsungnya panen raya jagung, pemerintah telah menyepakati kegiatan importasi hanya dapat dilakukan di luar masa panen raya.
“Untuk kebutuhan industri sudah disepakati dalam rapat, importasi hanya bisa dilakukan di luar masa panen raya,” ujar Arief dalam keterangannya, Sabtu (17/5/2025).