Bisnis.com, JAKARTA—Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengobral pengenaan tarif baru sebesar 80% kepada barang impor asal China menjelang negosiasi yang dimulai Sabtu (10/5/2025) waktu setempat.
Dikutip dari Bloomberg, Sabtu (10/5/2025) pukul 08.23 WIB, Trump melempar tarif baru yang lebih rendah kepada China. Dia pun sempat mendorong China melakukan hal lebih untuk membuka pasarnya bagi barang asal Negeri Paman Sam.
“Tarif China sebesar 80% kelihatannya tepat,” ujar Trump melalui publikasi di media sosialnya pada Jumat (9/5/2025) pagi waktu setempat, mengacu pada Treasury Secretary Scott Bessent.
Presiden ke-45 dan 47 AS itu pun memberikan tambahan keterangan soal kebijakan perdagangan China. Dia menilai bahwa China harus lebih membuka kesempatan pada barang asal AS.
“Pasar tertutup tak mempan lagi,” katanya.
Adapun, Trump sebenarnya tak melakukan negosiasi secara langsung. Mewakilin AS, terdapat Treasury Secretary Scott Bessent dan US Trade Representative Jamieson Greer yang akan melakukan negosiasi dengan Vice Premier China He Lifeng di Swiss pada akhir pekan ini. Negosiasi ini merupakan yang pertama kalinya antara dua ekonomi terbesar dunia dalam menangani perang dagang. Sebelumnya, Trump mengenakan tarif 145% bea masuk terhadap barang impor asal China. Sebaliknya, China membalas dengan tarif 125% terhadap barang asal AS.
Baca Juga
Komentar Trump memberikan kenyataan jelas kepada investor yang telah mengantisipasi negosiasi ini. Para pelaku pasar menantikan aksi Trump meredam perang dagang yang telah membuat pasar saham dan surat utang bergolak akibat kenaikan risiko pelemahan ekonomi global.
Kinerja indeks S&P 500 sebelumnya negatif dan sempat kembali positif, menandakan kinerja yang volatil. Di sisi lain, kinerja saham Eropa membukukan keuntungan yang lebih tipis dan peso Meksiko membalik keuntungan.
Commerce Secretary Howard Lutnick mengatakan pada Fox News, Jumat (9/5/2025) petang waktu setempat bahwa tarif akan dihentikan sementara tanpa peduli hasil negosiasi akhir pekan ini. Bila negosiasi berjalan mulus, dia menyebut, bea impor akan turun ke level normal.
Namun, dia menegaskan bahwa Trump kemungkinan mempertahankan tarif signifikan ketika berdagang dengan China. Seperti diketahui, Trump mengenakan bea impor pada sejumlah negara pada April yang kemudian memilih untuk menunda penerapan tarif Trump selama 90 hari untuk melakukan negosiasi.
Pada Kamis (8/5/2025), Trump pun memulai kesepakatan pertama dengan UK, kendati kesepakatannya kelihatannya lengkap dan menyeluruh, dia menjanjikan akan ada perbincangan lanjutan untuk membahas poin penting secara detail.
Berbeda dengan negosiasi dengan UK, negosiasi dengan China bakal lebih alot sejalan dengan aksi Trump mengeluarkan tarif lebih rendah untuk mencairkan negosiasi.