Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Setoran Bea Masuk Turun Meski Impor Naik, Anak Buah Sri Mulyani Ungkap Alasannya

Dirjen Bea Cukai Askolani mengatakan turunnya setoran bea masuk saat impor naik karena tidak adanya lagi impor beras dan pembebasan bea masuk kendaraan listrik.
Dirjen Bea dan Cukai Kemenkeu Askolani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Maret pada Senin (25/5/2024). Dok Kemenkeu RI
Dirjen Bea dan Cukai Kemenkeu Askolani dalam konferensi pers APBN Kita edisi Maret pada Senin (25/5/2024). Dok Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan Askolani mengungkapkan bahwa penerimaan bea masuk turun pada kuartal I/2025, padahal nilai impor tetap naik.

Asko memaparkan bahwa pemerimaan bea masuk mencapai Rp11,3 triliun. Realisasi tersebut dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mana penerimaan bea masuk mencapai Rp11,8 triliun.

Padahal, nilai impor mencapai US$55,6 triliun pada kuartal I/2025 atau naik 1,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Asko menjelaskan, penerimaan bea masuk bisa turun pada saat nilai impor meningkat terjadi terjadi karena tidak adanya lagi impor beras dan pembebasan bea masuk untuk kendaraan listrik.

"Kalau kita lihat sumber daripada tumbuh negatifnya daripada penerimaan bea masuk 2025 itu pertama oleh tidak ada kuota impor lagi untuk beras kepada Bulog," ungkap Asko dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR, Rabu (7/5/2025).

Anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati itu memaparkan penerimaan bea masuk dari padi dan beras hanya sebesar Rp51,2 miliar pada kuartal I/2025. Padahal, penerimaan bea masuk dari padi dan beras mencapai Rp651 miliar pada kuartal I/2024 atau terjadi penurunan 92,1%.

Selain itu, sambungnya, penerimaan bea masuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih mencapai sebesar Rp533,9 miliar pada kuartal I/2025. Padahal, penerimaan bea masuk dari kendaraan bermotor roda empat atau lebih mencapai Rp596,6 triliun pada kuartal I/2024 atau terjadi penurunan 10,5%.

"EV [kendaraan listrik] ini mendapatkan insentif biaya masuk sehingga kemudian tarifnya 0%. Walaupun volumenya banyak, tapi kemudian tarif bea masuknya 0% kemudian ini menyebabkan bea masuk kita di 2025 ini lebih kecil dari kendaraan bermotor dibandingkan di tahun 2024," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper