Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamendag Sebut Indonesia Perluas Pasar Ekspor hingga Afrika dan Uni Eropa

Sejauh ini, Indonesia telah memiliki 21 perjanjian dagang yang berlaku dan tengah menegosiasikan 16 perjanjian lainnya.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia terus memperluas pasar ekspor melalui strategi diversifikasi mitra dagang internasional ke kawasan non-konvensional seperti Afrika, Timur Tengah, hingga Uni Eropa.

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti mengatakan upaya tersebut dilakukan melalui ratifikasi sejumlah perjanjian dagang, termasuk Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA) dengan berbagai negara. Sejauh ini, Indonesia telah memiliki 21 perjanjian dagang yang berlaku dan tengah menegosiasikan 16 perjanjian lainnya.

“Ini bukan respons terhadap kebijakan Trump, karena kita sudah cukup lama melakukan diversifikasi pasar internasional,” ujarnya dikutip Sabtu (26/4/2025). 

Salah satu perjanjian yang sedang dijajaki adalah Indonesia-Canada CEPA. Perjanjian ini berpotensi membuka akses pasar ke Kanada yang memiliki populasi 61,2 juta jiwa dan proyeksi Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$2,2 triliun. Produk ekspor yang ditargetkan mencakup makanan laut, produk pertanian, serta produk halal.

Indonesia dan Peru telah menyelesaikan substansi Indonesia-Peru CEPA. Kesepakatan ini diproyeksikan menjadi pintu masuk Indonesia ke pasar Amerika Latin. Produk ekspor yang berpeluang besar di antaranya karet, farmasi, makanan olahan, serta produk tekstil dan fesyen.

Sementara itu, Indonesia juga sedang mempercepat negosiasi Indonesia-European Union CEPA. Dyah Roro menyatakan bahwa baik Parlemen maupun pemerintah Uni Eropa telah menunjukkan komitmen politik terhadap kerja sama ini.

PDB Uni Eropa tercatat mencapai sekitar US$18,6 triliun. Kawasan ini dinilai menjadi target potensial untuk produk ekspor unggulan Indonesia seperti furnitur, tekstil, dan teknologi energi terbarukan.

Dyah menuturkan dalam penguatan ekspor, aspek logistik disebut menjadi tulang punggung utama. Pemerintah berupaya memastikan kesiapan infrastruktur guna mendukung kelancaran distribusi produk ke pasar global. Pemerintah juga terus mempromosikan industri halal Indonesia sebagai salah satu sektor unggulan yang memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.

Adapun seluruh upaya ini diarahkan untuk memperluas akses pasar, meningkatkan daya saing produk Indonesia, dan menciptakan perdagangan yang berkelanjutan di tingkat global.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper