Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Siap Diskon PPh Impor & Bea Masuk Produk AS, Penerimaan Pajak Aman?

Para pakar meyakini rencana pemerintah memberikan diskon tarif PPh impor dan bea masuk untuk produk asal AS tidak akan berdampak negatif ke penerimaan negara.
Ilustrasi pajak. / dok. Freepik - 8photo
Ilustrasi pajak. / dok. Freepik - 8photo

Sri Mulyani menjelaskan setidaknya ada lima langkah kebijakan fiskal yang bisa diambil pemerintah untuk menegosiasi hingga meredam efek negatif dari tarif Trump.

Pertama, perbaikan administrasi perpajakan dan kepabeanan seperi percepatan proses pemeriksaan, penyederhanaan restitusi, dan kemudian perizinan hingga pengawasan border. Menurutnya, perbaiki dari sisi administrasi itu setara pengurangan tarif hingga 2%.

Kedua, kebijakan perpajakan melalui penyesuaian tarif pajak penghasilan (PPh) impor untuk produk tertentu seperti elektronik, seluler, dan laptop. Dari yang awalnya dikenai PPh impor sebesar 2,5% menjadi 0,5%.

"Ini berarti mengurangi lagi 2% beban tarif. Jadi anything [apapun] yang bisa mengurangi beban tarif karena sudah adanya beban tarif selama belum turun dari Amerika, kita akan coba lakukan," ujar Sri Mulyani dalam acara Sarasehan Ekonomi, Selasa (8/4/2025).

Ketiga, sambungnya, penyesuaian tarif bea masuk semua produk impor asal AS yang termasuk most favored nation (MFN). Dari yang awalnya 5%—10% menjadi 0%—5%.

Keempat, penyesuaian bea keluar crude palm oil (CPO) alias minyak kelapa sawit mentah yang bervariasi dari 0% sampai dengan 25%. Sri Mulyani mengklaim tindakan ini akan mengurangi beban tarif hingga 5%.

Kelima atau terakhir, trade remedies atau tindakan pengamanan perdagangan. Pemerintah akan mempercepat tindakan bea masuk anti dumping, imbalan, safeguaridng dari 30 hari menjadi 15.

"Jadi kami akan terus melakukan reform [reformasi] terutama di bidang pajak, bea dan cukai, dan prosedur supaya ini betul-betul mengurangi beban," tutup Sri Mulyani.

Halaman
  1. 1
  2. 2

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper