Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BYD 'Sapu' Penjualan Tesla di China

Penjualan Tesla pada Februari turun 49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sebaliknya, penguasaan BYD semakin besar.
BYD resmi luncurkan Sealion 7 di IIMS 2025. (Bisnis/Rizqi Rajendra)
BYD resmi luncurkan Sealion 7 di IIMS 2025. (Bisnis/Rizqi Rajendra)

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan Tesla Inc. di China terus merosot selama 5 bulan berturut-turut. Padahal negara Tirai Bambu itu adalah pasar kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. 

Dikutip dari Bloomberg, Senin (10/3/2025), yang mengacu data Asosiasi Mobil Penumpang China, penjualan Tesla pada Februari turun 49% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada bulan lalu, Tesla hanya menjual 30.688 unit. Angka ini menjadi capaian bulanan terendah sejak Juli 2022, ketika perusahaan milik Elon Musk tersebut mengirimkan 28.217 kendaraan listrik setelah Covid-19 semakin mereda.

Penurunan ini terjadi meski pabrik Tesla di Shanghai telah melakukan pembaruan pada lini produksi dan meluncurkan kembali Model Y yang membuat merek itu melambung di pasar. Meski demikian, tren negatif sudah terlihat sebelum pembaruan tersebut dimulai. Menurut data yang dikumpulkan oleh Pusat Penelitian dan Teknologi Otomotif China, pangsa penjualan domestik Tesla tercatat hanya 2,6% pada akhir 2024 lalu, terendah dalam 12 bulan terakhir.

Sementara itu, BYD Co., produsen mobil listrik berbasis di Shenzhen, menunjukkan performa yang sangat kontras. Perusahaan ini berhasil menjual lebih dari 318.000 kendaraan listrik dan hibrida pada bulan lalu, naik 161% secara tahunan. BYD juga mencatat rekor penjualan luar negeri dengan 67.025 unit. Pangsa pasar BYD di China mendekati 15%, jauh melampaui Tesla yang berada di posisi ke-11 dengan pangsa di bawah 5%.

Bloomberg menilai keberhasilan BYD didorong oleh jajaran produknya yang lebih beragam dan harga yang jauh lebih kompetitif dibanding Tesla. Misalnya, hatchback Song Plus EV, model terlaris BYD, dijual seharga sekitar US$21.000, sedangkan harga rata-rata Model Y dan Model 3 Tesla mencapai US$33.500. Selain itu, model Seagull yang populer berhasil terjual sekitar 82.435 unit tahun ini dengan harga mulai US$9.900.

Selain faktor harga, BYD juga unggul dalam inovasi teknologi. Perusahaan ini telah memperkenalkan fitur bantuan pengemudi canggih, seperti teknologi God's Eye yang memungkinkan kendali jelajah adaptif dan menjaga jalur, bahkan pada model dengan harga terjangkau.

Analis dari Morgan Stanley memperkirakan eksposur Tesla di China akan terus menurun secara bertahap. Meskipun China menyumbang 21% dari total pendapatan Tesla pada 2024, angka ini diperkirakan turun menjadi sekitar 6% hingga 7% pada 2030. Tantangan Tesla di China diperburuk oleh model produknya yang dianggap sempit dan ketinggalan zaman, terutama dibandingkan dengan BYD dan produsen lokal lainnya yang semakin agresif menggarap pasar.

Penurunan penjualan Tesla juga tidak terbatas di China. Di Jerman, misalnya, penjualan Tesla anjlok 76% pada bulan lalu, sementara pendaftaran kendaraan listrik secara keseluruhan justru meningkat. Keterlibatan Elon Musk dalam politik juga dinilai turut berdampak negatif terhadap penjualan di beberapa pasar internasional


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper