Bisnis.com, JAKARTA - CEO sekaligus pendiri Tesla, Elon Musk membantah kabar terkait minat produsen kendaraan listrik itu untuk berinvestasi pada salah satu perusahaan otomotif besar asal Jepang, Nissan.
Sebelumnya, Financial Times (FT) mengatakan bahwa konsorsium investor Jepang dan mantan politisi berencana mendekati Tesla untuk membahas investasi, berdasarkan keyakinan bahwa produsen mobil AS tertarik membeli pabrik Nissan di AS.
Meskipun Tesla memiliki operasi manufaktur yang luas di AS, mengakuisisi pabrik Nissan di Tennessee dan Mississippi akan memungkinkan Tesla untuk meningkatkan produksi dalam negeri ketika pemerintahan Trump mengusulkan babak baru tarif pada mobil impor.
Namun, spekulasi bahwa Tesla mungkin tertarik pada pabrik Nissan dengan cepat ditolak oleh Musk.
“Pabrik Tesla adalah produknya,” tulisnya di X dikutip dari Business Insider merespons laporan Financial Times tersebut, Senin (24/2/2025).
Elon Musk menambahkan bahwa lini produksi Cybercab tidak seperti yang lain di industri otomotif, merujuk pada robotaxi tanpa roda kemudi Tesla yang sedang dikembangkan.
Baca Juga
Dalam postingan di X, Hiro Mizuno, mantan anggota dewan Tesla dan salah satu tokoh yang disebutkan dalam artikel FT, membantah keterlibatannya. Mizuno mengaku ragu Tesla akan tertarik dengan pabrik Nissan karena desain pabrik Tesla sangat unik.
Adapun, lini produksi Tesla banyak menggunakan teknik manufaktur canggih, seperti gigacasting, di mana mesin press raksasa menghasilkan sebagian besar kendaraan. Jadi mengubah pabrik Nissan kemungkinan besar akan sulit dan mahal.
Musk juga telah mengalihkan perusahaannya dari kendaraan listrik yang diproduksi secara massal ke kendaraan otonom dan robotika, seperti Cybercab yang dapat mengemudi sendiri dan robot Optimus milik Tesla.
Pada bulan Mei, Tesla diam-diam membatalkan tujuannya untuk memproduksi 20 juta mobil setiap tahunnya. Reuters melaporkan pada bulan April bahwa perusahaan tersebut membatalkan rencana untuk memproduksi kendaraan listrik seharga US$25,000, meskipun Musk mengatakan model yang lebih terjangkau masih akan hadir tahun ini.
Produsen mobil ini juga menghadapi tantangannya sendiri, di mana Tesla mencatat penurunan penjualan tahunan untuk pertama kalinya pada tahun lalu dan menghadapi ketidakpastian lanskap kendaraan listrik di Amerika Serikat akibat pembatalan dukungan pemerintah federal terhadap kendaraan listrik oleh Trump.
Nissan menolak berkomentar terkait kabar ini. Sementara itu, Tesla tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Kabar tentang upaya untuk membuat Tesla berinvestasi merupakan indikasi bahwa kondisi raksasa otomotif asal Jepang itu yang kian genting. Lembaga pemeringkat Moody's sebelumnya telah menurunkan peringkat kredit Nissan ke status junk atau sampah seminggu setelah usulan merger senilai US$50 miliar dengan Honda, gagal.
Penjualan Nissan anjlok di China dan AS akibat persaingan ketat dari perusahaan kendaraan listrik China dan jajaran produk mobil hybrid yang lesu.
Produsen mobil tersebut berada dalam kesulitan keuangan yang parah. Keuntungan perusahaan anjlok, dan perusahaan memproyeksikan kerugian tahunan sebesar 80 miliar yen, atau sekitar US$519 juta, dalam laporan pendapatannya minggu lalu.
Kondisi finansial yang buruk telah membuat mereka mencari investasi, dengan produsen komponen iPhone, Foxconn, sebagai calon investor.
CEO Nissan Makoto Uchida, yang berjanji untuk membalikkan keadaan dengan memangkas 9.000 lapangan kerja secara global dan memangkas produksi kendaraan global, mengatakan Nissan akan menjajaki semua opsi "tanpa tabu" untuk menjamin masa depan perusahaan.