Sementara itu, sejak menjabat bulan lalu, Trump telah memulai agenda ekonomi yang ambisius. Pemerintahannya melancarkan tindakan keras terhadap imigrasi, mulai mengurangi jumlah tenaga kerja federal dan mengenakan tarif tambahan terhadap China, serta mengancam akan melakukan hal yang sama terhadap mitra dagang AS lainnya.
Langkah-langkah ini berpotensi mempengaruhi prospek inflasi, pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan – meskipun perkiraan para analis bervariasi pada tingkatannya.
Beberapa pejabat The Fed, termasuk Ketua The Fed Jerome Powell, mengatakan bahwa belum terdapat cukup rincian mengenai kebijakan Trump untuk memperkirakan dampaknya terhadap keputusan suku bunga bank sentral.
Barkin mengatakan, meskipun sejarah memberikan beberapa panduan tentang bagaimana tarif dapat berdampak terhadap perekonomian, masih banyak yang belum jelas.
“Kebijakan kali ini tidak akan sama persis, dan kita tidak tahu apakah pengalaman kita menghadapi inflasi baru-baru ini akan memperburuk atau memitigasi dampaknya kali ini,” kata Barkin.