Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kembali merombak direksi Perum Bulog. Terbaru, dia mengangkat perwira aktif Mayor Jenderal TNI Novi Helmy Prasetya sebagai Direktur Utama Bulog.
Melalui Keputusan Menteri BUMN No: SK-30/MBU/02/2025 tanggal 7 Februari 2025, Erick mengangkat Novi Helmy Prasetya, menggantikan Wahyu Suparyono yang baru menjabat sekitar empat bulan lebih.
Dia menyatakan, perombakan ini merupakan langkah strategis untuk memastikan program-program yang ditugaskan dapat berjalan secara optimal. Salah satunya, yakni penugasan penyerapan 3 juta ton setara beras.
Menurutnya, keberhasilan program penyerapan gabah sangat penting guna mencapai swasembada beras dan mengurangi ketergantungan impor.
“Tentu saja penyegaran itu perlu dilakukan. Penugasan yang diberikan harus bisa dijalankan secara maksimal. Oleh karena itu, kami melakukan review dan evaluasi,” ujar Erick di Jakarta, Senin (10/2/2025).
Bongkar Pasang Dewan Direksi
Perombakan tidak hanya sebatas pada posisi Dirut saja. Pada saat yang bersamaan, Erick menunjuk Hendra Susanto sebagai Direktur Keuangan, menggantikan Iryanto Hutagaol, dan Verdianto Iskandar sebagai Dewan Pengawas menggantikan Wicipto Setiadi.
Baca Juga
Perombakan yang dilakukan Erick pada 7 Februari 2025 bukanlah yang pertama di 2025. Sejak awal tahun, Erick diketahui melakukan bongkar pasang pada sejumlah posisi.
Pada 24 Januari 2025, Mokhamad Suyamto ditunjuk sebagai Direktur Operasional dan Pelayanan Publik, Awaludin Iqbal sebagai Direktur Pengadaan, dan Sudarsono Hardjosoekarto sebagai Direktur SDM dan Umum.
Lalu pada 6 Februari 2025, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono diangkat menjadi Ketua Dewan Pengawas menggantikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi.
Bersamaan dengan itu, Staf Ahli Menteri Pertanian Prihasto Setyanto ditunjuk sebagai Direktur Pengadaan, menggantikan Awaludin Iqbal yang baru menjabat pada 24 Januari 2025.
Penyerapan Beras
Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (Aepi) Khudori menilai, utak atik direksi Perum Bulog yang dilakukan belakangan ini menandakan pemerintah sadar bahwa perlu upaya ekstra untuk memastikan penyerapan 3 juta ton setara beras tahun ini.
“Perlu ada upaya ekstra untuk memastikan penyerapan tugas. Penyerapan tiga juta ton [beras] itu nggak mudah,” kata Khudori kepada Bisnis, dikutip Senin (10/2/2025).
Di sisi lain, Khudori melihat strategi yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman untuk menyerap gabah yang besar tidak jauh berbeda dengan upaya yang dilakukannya pada masa pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).
Tepatnya pada 2018, Amran membentuk Tim Serap Gabah (Sergap) yang melibatkan TNI dan Polri untuk menyerap gabah petani.
“Sepertinya pola yang sekarang itu nggak jauh beda. Jadi, tim yang digandeng Pak Menteri, baik di Ragunan, maupun yang ini di quote-unquote kira-kira ditugaskan di Bulog, untuk mengamankan itu [serap 3 juta ton],” tuturnya.