Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat pengangguran Korea Selatan naik ke level tertinggi dalam lebih dari tiga tahun karena jumlah lapangan kerja menurun.
Kenaikan angka pengangguran ini memberi bukti lebih lanjut dari ekonomi yang terguncang oleh pertikaian darurat militer dan kecelakaan pesawat yang mematikan.
Data dari Kantor Statistik Nasional Korea Selatan yang dikutip dari Bloomberg pada Rabu (15/1/2025) mencatat, tingkat pengangguran yang disesuaikan secara musiman melonjak menjadi 3,7% pada Desember 2024 dari 2,7% pada bulan sebelumnya, mencapai titik tertinggi sejak Juni 2021.
Secara terpisah, Korea Selatan kehilangan 52.000 lapangan kerja dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dalam kontraksi pertama sejak Februari 2021.
Kemerosotan di pasar kerja terjadi saat kepercayaan konsumen dan bisnis merosot paling dalam sejak merebaknya Covid-19.
Sentimen di negara itu telah diguncang oleh keputusan darurat militer yang berlaku singkat dari Presiden Yoon Suk Yeol pada 3 Desember 2024, yang menyebabkan pasar saham jatuh dan membebani won yang sudah menjadi mata uang dengan kinerja terburuk di Asia pada tahun lalu.
Yoon menghadapi surat perintah penangkapan atas tuduhan pemberontakan dan Mahkamah Konstitusi sedang mempertimbangkan mosi pemakzulan yang diajukan terhadapnya oleh parlemen.
Kekacauan politik menambah hambatan bagi ekonomi Korea Selatan yang bergantung pada perdagangan pada saat Donald Trump akan kembali ke Gedung Putih dengan rencana tarif, yang disebut Bank of Korea sebagai alasan untuk memangkas suku bunga acuannya secara tak terduga lagi pada bulan November.
Pesimisme terhadap ekonomi semakin tumbuh ketika pesawat penumpang Jeju Air jatuh di bandara barat daya pada akhir Desember, menewaskan 179 orang di dalamnya. Itu adalah bencana penerbangan terburuk yang pernah terjadi di Korea Selatan.
BOK akan bertemu pada Kamis (16/1/2025) besok untuk mengambil keputusan pertama tahun ini. Mayoritas ekonom memperkirakan bank sentral akan memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut karena para pembuat kebijakan memperketat fokus mereka untuk menopang momentum ekonomi.