Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer Gerungan ungkap alasan 1 juta orang lulusan sarjana di Indonesia masih menganggur.
Noel mengatakan, sejumlah regulasi yang ada kerap menjadi penghambat bagi lulusan sarjana untuk terserap pasar kerja. Dia mencontohkan, untuk menjadi tenaga kerja kesehatan seperti farmasi dan kedokteran, calon pekerja harus memiliki sertifikat profesi.
“Terkait 1 juta angka pengangguran sarjana, ternyata pas kita lihat problemnya, misalnya di tenaga kerja farmasi, kedokteran, itu ada regulasi yang menghambat mereka untuk bekerja,” kata Noel ketika ditemui di Kantor BRIN, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).
Menurutnya, aturan ini cukup mempersulit para lulusan baru. Apalagi untuk memiliki sertifikat profesi, tidak jarang para lulusan ini harus merogoh kocek yang tidak sedikit.
Belum lagi ketika lulusan baru mulai melanjutkan sekolah profesi, beberapa diantaranya harus gagal berkali-kali lantaran adanya mafia kesehatan dan mafia regulasi di lingkungan tersebut.
“Kalaupun sudah sekolah profesi, berkali-kali mereka tidak diluluskan, artinya ada mafia kesehatan, ada mafia regulasi di situ,” ungkapnya.
Baca Juga
Kondisi kian dipersulit dengan kinerja Komite Tenaga Kerja yang dinilai tidak maksimal. Noel mengatakan, komite tersebut tidak menjalankan fungsi pengawasan dengan baik.
“Tau sendiri di Komite Tenaga Kerja ini banyak sekali problem terkait regulasi yang sebetulnya malah, ada instrumen aturannya tapi tidak dijalankan,” ujarnya.
Untuk itu, pemerintah tengah berupaya untuk terjun langsung ke lapangan agar permasalahan tenaga kerja ini dapat diselesaikan dengan baik.
“Sekarang kita dengan hadirnya Pak Prabowo, mafia-mafia itu kita lawan. Apalagi ada menteri, ada wamen yang kayak gue gini, gue lawan tuh kaya gitu-gitu,” pungkasnya.
Dalam catatan Bisnis, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) sebelumnya menunjukkan sebanyak 1,01 juta lulusan universitas menganggur pada 2025. Jumlah lulusan universitas yang menganggur itu setara 6,2% dari total pengangguran yang mencapai 7,28 juta orang di Indonesia.
Selain dari universitas, sebanyak 177.399 lulusan diploma merupakan pengangguran. Lulusan dengan angka pengangguran terbanyak berasal dari tingkat SD dan SMP yang mencapai 2,42 juta orang atau setara 3% dari total pengangguran di Indonesia.
Pengangguran juga terjadi tingkat pendidikan lainnya, yakni sebanyak 2,03 juta lulusan SMA dan 1,63 juta lulusan SMK. Secara keseluruhan pada 2025, jumlah angkatan kerja mencapai 145,77 juta orang, sedangkan 7,28 juta orang adalah pengangguran.