Bisnis.com, JAKARTA — Stok beras premium di sejumlah gerai ritel mulai dari Alfamart hingga Superindo masih aman di tengah rencana penarikan jenis beras tersebut usai ramai temuan beras oplosan yang baru-baru ini diungkap oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Berdasarkan pantauan Bisnis pada Senin (28/7/2025), gerai retail Superindo yang berlokasi di Jalan K.H.M. Usman, Kukusan Depok masih men-display merek-merek beras premium yang diduga terlibat praktik pengoplosan seperti Sania hingga Setra Ramos.
Meski demikian, khusus untuk produk merek Sania ukuran 5 kilogram (Kg) stoknya disebut telah kosong sejak beberapa waktu lalu. Hanya saja, stok beras Sania ukuran 2,5 Kg stoknya tampak aman di mana produk itu dibanderol di harga Rp37.250.
Sementara itu, untuk merek lain seperti Setra Ramos (5Kg) hingga Fortune (5Kg) stoknya masih cukup melimpah. Keduanya kompak dibanderol di harga Rp74.500 per kg.
Bergeser ke gerai retail lainnya yakni Alfamart yang berlokasi Jalan Raya Kukusan, stok beras tampak menipis. Hanya terlihat 3 stok beras premium merek beras Pandan Wangi Alfamart ukuran 5 Kg yang dipatok di harga Rp74.500 per kg.
Baca Juga
Salah satu pegawai Alfamart yang tidak mau disebutkan namanya mengungkap stok beras lainnya sudah kosong sejak seminggu belakangan.
"Iya sudah kosong sekitar satu mingguan," jelasnya singkat.
Hal serupa juga tampak terlihat di Indomaret Jalan K.H.M. Usman Kukusan, hanya tersisa 3 buah stok beras premium 5Kg merek Indomaret Beras Kepala Super dan Beras Pandan Wangi. Masing-masing produk itu dibanderol di harga Rp74.500.
Sementara itu, produk merek Sania yang kosong seharusnya dibanderol di harga RpRp74.588 (5Kg) dan merek Larisst yang kosong ditetapkan di Harga Rp74.500 (5Kg).
Sebelumnya, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) memastikan tidak semua merek beras premium ditarik dari gerai ritel menyusul dugaan beredarnya beras oplosan.
Ketua Umum Aprindo 2024–2028 Solihin mengatakan bahwa Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah mengimbau agar peritel tak menarik beras kemasan premium dari display. Bapanas juga menyarankan agar harga beras premium yang beredar di ritel diturunkan harganya.
Menanggapi hal tersebut, Solihin menjelaskan peritel telah menurunkan harga beras premium senilai Rp1.000 per 5 kilogram sampai 31 Juli 2025.
“Dari Bapanas sudah ada keluar surat imbauan kepada seluruh ritel untuk tidak menarik beras dari display. Surat Bapanas ya. Dan berlakunya penurunan harga atau penurunan harga Rp1.000 per 5 kilogram itu sampai 31 Juli,” kata Solihin kepada Bisnis, Senin (28/7/2025).
Meski demikian, Solihin menuturkan bahwa beras yang dipasarkan oleh perusahaan dengan merek milik sendiri (private label) tetap ditarik dari display, seperti merek Alfamart dan Alfamidi.
“Beras Alfamart kan private label kita ya. Sementara ada sebagian yang memang ada yang sudah diturunkan, ada yang belum. Jadi untuk yang belum, kita biarkan saja sementara ini,” jelasnya.
Dia menjelaskan penarikan beras merek Alfamart dan Alfamidi ini menyangkut nama baik merek perusahaan ritel. Sehingga, peritel tidak ingin mengambil risiko lebih jauh.
Meskipun diduga merupakan beras premium oplosan, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri menegaskan pihaknya tidak akan menarik beras premium oplosan yang beredar di pasar, termasuk di gerai ritel modern.
Berdasarkan catatan Bisnis, sebanyak lima merek beras premium yang diproduksi oleh tiga produsen tengah diusut dalam perkara dugaan beras oplosan premium.
Perinciannya, beras premium merek Sania oleh PT PIM. Kemudian, PT FS dengan merek beras Setra Ramos Biru, Setra Ramos Merah dan Setra Ramos Pulen. Serta, Toko SY produsen beras Jelita dan Anak Kembar.
Kepala Satgas Pangan Polri Helfi Assegaf mengatakan pihaknya telah meminta para produsen beras untuk menurunkan harga beras premium sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) dan menyesuaikan dengan komposisi beras, alih-alih menariknya di pasaran.
"Bukan ditarik, distribusi tetap [berjalan], tetapi [harganya] diturunkan sesuai dengan isi komposisi tersebut," imbuhnya.