Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati selaku koordinator Komite Stabilitas Sistem Keuangan alias KSSK melaporkan sistem keuangan Indonesia terjaga di tengah ketidakpastian global sepanjang kuartal II/2025.
Adapun, KSSK yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta Ketua Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) telah rampung menggelar rapat berkala pada 25 Juli 2025.
"Stabilitas sistem keuangan untuk kuartal II/2025 tetap terjaga di tengah ketidakpastian global yang masih tinggi. Kondisi global terutama dipengaruhi negosiasi tarif resiprokal Amerika Serikat dan eskalasi geopolitik dan militer,” ujarnya dalam Konferensi Pers di Kantor LPS, Jakarta Pusat, Senin (28/7/2025).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa perekonomian global kuartal II/2025 tetap tinggi karena retaliasi China atas tarif resiprokal Trump hingga pecahnya konflik di Timur Tengah.
"Yang mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ekonomi global," ujar Sri Mulyani.
Dia mencontohkan, pertumbuhan ekonomi China hanya tumbuh 5,2% secara tahunan pada kuartal II/2025. Angka itu lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi China sebesar 5,4% secara tahunan pada kuartal I/2025.
Baca Juga
Sejalan, negara berkembang lain juga mengalami perlambatan akibat penurunan ekspor AS dan perlambatan perdagangan global. Pengecualian ada di India yang tetap tumbuh tinggi karena terus masuknya investasi.
Menurutnya, ketidakpastian global itu membuat pergeseran preferensi pembelian aset keuangan ke yang lebih aman seperti aset keuangan Eropa dan Jepang serta komoditas emas.
Sri Mulyani menyatakan KSSK terus memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan antara lembaga agar kondisi keuangan tetap terjaga. Di samping itu, sambungnya, KSSK fokus mendorong pertumbuhan ekonomi.