Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda Indonesia (GIAA) Incar Kerja Sama dan Pembiayaan Ekspansi Armada

Garuda Indonesia (GIAA) mengincar pembiayaan armada dan kerja sama antar maskapai di Airline Economics Growth Frontiers Global Conference 2025 di Dublin
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan pelat merah PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) Mengincar peluang pembiayaan armada dan kerja sama antar maskapai di Airline Economics Growth Frontiers Global Conference 2025 di Dublin, Senin (13/1/2025) waktu setempat. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani Panjaitan mengatakan forum yang diikuti tersebut GIAA mentargetkan untuk dapat memperoleh berbagai peluang pembiayaan armada dan memperluas kerja sama maskapai. 

“Ini adalah forum penting bagi pelaku sektor aviasi di dunia, termasuk maskapai, pengelola pesawat, keuangan dan manajemen aset. Mohon dukungan, agar GIAA dapat membawa manfaat dari kegiatan ini bagi para pelanggan setia kami,” kata Wamildan dalam unggahan media sosial, dikutip Senin (13/1/2025). 

Mengutip Reuters, para pemodal dan lessor industri penerbangan global berkumpul untuk pertemuan tahunan di Dublin pada hari Senin. Pertemuan tersebut terjadi bertepatan dengan  suku bunga sewa pesawat yang kuat dan harga minyak yang relatif stabil tetapi menghadapi ketidakpastian atas kekurangan jet dan ketegangan perdagangan.

Para Lessor melihat nilai sewa dan penjualan kembali pesawat jet meningkat karena maskapai penerbangan mencoba memenuhi permintaan baru di saat yang sama ketika pembuat pesawat berjuang untuk pulih dari pandemi COVID-19.

Untuk saat ini, hal itu berarti keuntungan besar bagi penyewa dan banyak maskapai penerbangan, karena kekurangan pesawat mendorong permintaan dan harga tiket. Namun, ada kekhawatiran mengenai akses ke pesawat baru yang efisien karena rantai pasokan kekurangan suku cadang dan tenaga kerja. 

Pengamat penerbangan independen Bertrand Grabowski menjelaskan tarif sewa pesawat sudah mulai stabil karena maskapai penerbangan semakin enggan menambah kapasitas yang sudah ada. 

"Beberapa penyewa dan pengamat berpikir pasar dapat kembali kelebihan kapasitas setelah tiga tahun atau lebih," kata Grabowski.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper