Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kajian PSN PIK 2 Milik Aguan Sudah Sampai ke Meja Prabowo

Proyek strategis nasional (PSN) Tropical Coastland PIK 2 milik Sugianto Kusuma atau Aguan telah dibahas di meja Presiden Prabowo Subianto. Bagaimana nasibnya?
Presiden Direktur PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) Sugianto Kusuma (Aguan) (dari kiri) didampingi Wakil Presiden Direktur Alexander Halim Kusuma dan Direktur Markus Kusumaputra di sela-sela Rapat Umum Pemegang Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (15/9/2023). / JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Presiden Direktur PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) Sugianto Kusuma (Aguan) (dari kiri) didampingi Wakil Presiden Direktur Alexander Halim Kusuma dan Direktur Markus Kusumaputra di sela-sela Rapat Umum Pemegang Luar Biasa (RUPSLB) di Jakarta, Jumat (15/9/2023). / JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Nasib kelanjutan pengembangan proyek strategis nasional (PSN) Tropical Coastland yang digagas oleh Pantai Indah Kapuk atau PIK 2 milik Sugianto Kusuma atau Aguan telah dibahas di meja Presiden Prabowo Subianto.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Nusron Wahid. Di mana, pembahasan itu dilakukan dalam pertemuan antara Prabowo dan kabinetnya yang dilakukan pada Selasa (10/12/2024).

“Ada dong pembahasan [Tropical Coastland dengan Presiden Prabowo kemarin],” kata Nusron singkat saat ditemui di Jakarta, Rabu (11/12/2024).

Meskipun demikian, Nusron tidak merinci apa saja substansi pembahasan kelanjutan proyek PIK 2 tersebut. 

“Nanti saja lah pada saatnya [akan dijelaskan],” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Kemenko Perekonomian, Susiwijono Moegiarso sempat menjelaskan bahwa pemerintah bakal segera memfasilitasi pertemuan antara PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) dengan beberapa stakeholder lain untuk menyelesaikan masalah dalam pembangunan PSN Tropical Coastland PIK 2.

“Itu yang nanti akan difasilitasi diskusi dengan teman-teman [Kementerian] Kehutanan. Pelepasan kawasannya seperti apa,” kata Susiwijono saat ditemui di Kompleks DPR RI, Jakarta, Senin (2/12/2024).

Namun demikian, hingga saat ini belum diketahui pasti kapan koordinasi antara pemerintah dan PANI bakal dilakukan. Hanya saja, Susi menyebut bahwa pemberian status PSN pada proyek Tropical Coastland itu sejak awal dilakukan untuk mempercepat pemberian izin dan mempercepat proses pelepasan lahan yang disebut bermasalah. 

Dia juga menambahkan, masalah yang disampaikan itu bukanlah temuan baru lantaran telah sejalan dengan desain yang diajukan sebelumnya. 

“Karena pentingnya dia masuk PSN itu untuk mempercepat penyelesaian itu [masalah lahan]. Kalau masuk PSN itu gak ada insentif fiskal, tujuan utamanya adalah percepatan perizinan dasar itu salah satunya pelepasan lahan [hutan lindung] itu,” ujarnya.

Asal Muasal Jadi PSN

Untuk diketahui, proyek PIK 2 Tropical Concept milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai PSN.

Penetapan tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat kabinet dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 18 Maret 2024.

Airlangga mengatakan pengembangan wilayah berbasis hijau dengan luas lebih kurang 1.756 hektare (Ha) dinamakan "Tropical Coastland" serta ditujukan sebagai destinasi pariwisata baru yang berbasis hijau guna meningkatkan attractiveness bagi wisatawan.

“Proyek dengan nilai investasi sekitar Rp65 triliun ini diharapkan dapat menyerap sekitar 6.235 tenaga kerja langsung dan 13.550 tenaga kerja sebagai efek pengganda,” kata Airlangga dalam keterangan resmi, Minggu (24/3/2024).

Dia menuturkan, destinasi pariwisata ini juga didesain untuk mengakomodasi Kawasan Wisata Mangrove yang merupakan mekanisme pengamanan pesisir secara alami.

Terlebih, Kawasan PIK 2 nantinya akan terhubung dengan Jalan Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg yang telah mulai digarap pada 2023 lalu.

Lebih lanjut, Airlangga menyampaikan pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Kawasan PIK 2 Tropical Coastland dibiayai dengan dana bersumber non-APBN alias tanpa uang negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper