Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebutkan bandara megah dan mewah namun sepi pengguna dan maskapai merupakan pembangunan yang tidak efisien dan mubazir.
Menko AHY mengatakan Indonesia mengalami keterbatasan anggaran, sehingga pembangunan infrastruktur yang tepat diperlukan.
AHY mengatakan beberapa studi kasus memperlihatkan pembangunan bandara dengan anggaran triliunan serta bangunan yang megah namun utilisasinya tidak optimal adalah pembangunan yang tidak efisien.
“Di sini kita berharap jangan sampai dari keterbatasan anggaran kemudian pembangunan tidak tepat sasaran dan tidak efisien. Beberapa studi kasus bandara didirikan, bagus, besar, megah tapi setelah jadi utilitas tidak optimal. Penggunanya tidak banyak dan maskapai tidak datang. Akhirnya tidak optimal bahkan bisa dikatakan mubazir padahal pembangunannya triliunan rupiah,” kata AHY di Bursa Efek Indonesia, Kamis (28/11/2024).
AHY mengatakan permasalahan klasik tersebut harus menjadi perhatian bersama. Ketidak efisiennya pembangunan tersebut dapat disebabkan oleh kurang matang atau terkoordinasi dan terintegrasi dengan baik.
“Atau memang pembangunannya ada kebocoran misal terkait dengan lahan, regulasi, konstruksi dan lain sebagainya. Jadi permasalahan klasik td harus menjadi perhatian kita,” kata AHY.
Baca Juga
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan era pemerintahan Presiden Jokowi mengatakan Kementerian Perhubungan membangun bandara berdasarkan arahan Presiden.
Kementerian Perhubungan gencar melakukan pembangunan dan revitalisasi bandara, jumlah pesawat yang ada mencapai lebih dari 700 armada.
Sejak pandemi Covid-19, jumlah pesawat menurun drastis hingga ke level 300-an armada. Budi bahkan mengklaim jika saat ini pesawat Indonesia hanya memiliki 420-an pesawat.
Adapun sejak 2014 hingga 2024, Kemenhub berhasil menyelesaikan 91 perbaikan dan pembangunan bandara udara baru. Secara lebih terperinci, pembangunan Bandar Udara baru sebanyak 27 dan rehabilitasi bandara udara sebesar 64 bandara.