Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Fitch: Krisis Properti China Bakal Berlanjut ke 2025

Pasar properti di China masih menghadapi ketidakpastian yang besar, lalu terdapat ancaman ekonomi dari rencana tambahan tarif impor oleh Donald Trump.
Pengembangan perumahan yang sedang dibangun oleh Country Garden di Shanghai, China, 29 Februari 2024. /Reuters-Xihao Jiang
Pengembangan perumahan yang sedang dibangun oleh Country Garden di Shanghai, China, 29 Februari 2024. /Reuters-Xihao Jiang

Bisnis.com, JAKARTA — Krisis properti multitahun di China diperkirakan akan berlanjut pada 2025 karena harga dan penjualan tetap lemah meskipun pemerintah telah memberikan stimulus untuk memacu permintaan.

Dilansir dari Bloomberg, lembaga Fitch Ratings memperkirakan bahwa harga rumah baru di China akan turun 5% lagi tahun depan, sebagaimana diukur oleh biro statistik resmi China.

Direktur Pelaksana Fitch di Shanghai, Wang Ying, menyebut bahwa perlambatan properti China itu ada pada kecepatan yang sama dengan tahun ini. Dia memperkirakan penjualan rumah baru akan turun 10% lagi berdasarkan wilayah.

"Titik balik untuk sektor real estate belum tiba ... Apakah pemanasan baru-baru ini dapat berlanjut masih menghadapi ketidakpastian yang besar," ujar Wang, dilansir dari Bloomberg pada Kamis (28/11/2024).

China dalam dua bulan terakhir mengeluarkan paket kebijakan terkuatnya untuk meningkatkan pasar properti, termasuk memangkas biaya pinjaman pada hipotek yang ada, melonggarkan pembatasan pembelian di kota-kota besar, dan menurunkan pajak atas pembelian rumah.

Pusat perdagangan Guangzhou menjadi kota lapis-1 pertama yang menghapus semua pembatasan pembelian properti hunian. Beijing, Shanghai, dan Shenzhen memungkinkan lebih banyak orang untuk membeli rumah di daerah pinggiran kota, sementara yang lain dapat membeli lebih banyak rumah.

Langkah-langkah tersebut membantu meredakan penurunan harga rumah di China untuk bulan kedua pada Oktober 2024. Namun, menurut Wang, pemulihan penjualan sebagian besar terbatas pada kota-kota besar dan belum meluas ke kota-kota kecil.

Harga di pasar rumah yang ada terus menurun dan daftar properti terus menumpuk, yang menunjukkan segmen yang diawasi ketat di kota-kota besar belum mencapai titik terendahnya.

Hal itu akan memberi tekanan lebih lanjut pada bank-bank China, yang telah berjuang melawan margin terendah, laba yang menurun, dan meningkatnya utang macet dari peminjam korporat. Margin bunga bersih di bank-bank China menyusut menjadi 1,5% pada kuartal III/2024, terendah di Asia Pasifik.

Direktur Fitch untuk lembaga keuangan Vivian Xue menilai bahwa margin bunga bersih bank-bank China itu dapat menyempit lagi tahun depan.

Dia juga menjelaskan bahwa rasio kredit macet dari hipotek perumahan naik tipis 10 hingga 20 basis poin dalam beberapa kuartal terakhir karena ekspektasi pendapatan yang lemah dan lambatnya pengiriman rumah jadi mengurangi keinginan pembeli untuk membayar hipotek.

China juga menghadapi hambatan ekonomi saat Donald Trump mulai menjabat tahun depan. Investor memperkirakan Beijing akan meluncurkan lebih banyak kebijakan stimulus untuk mengimbangi kerusakan yang disebabkan oleh tarif tambahan.

Para ekonom di Standard Chartered Plc dan Macquarie Group Ltd. memperkirakan pertumbuhan ekonomi negara itu bisa turun hingga dua poin persentase jika Trump menindaklanjuti rencananya untuk menaikkan pajak impor menjadi 60% untuk barang-barang China.

Pada November 2024 ini, China meluncurkan program 10 triliun yuan atau sekitar US$1,38 triliun untuk membantu menyelesaikan krisis utang pemerintah daerahnya. Namun Direktur Senior di Fitch, Davis Sun, memasang pandangan hati-hati tentang seberapa efektif paket kebijakan itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper