Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Rumah di China Kian Murah, Laju Penurunan Kini Lebih Cepat

Harga rumah baru di China per Mei 2025 mengalami penurunan terbesar dalam tujuh bulan terakhir.
Pengembangan perumahan yang sedang dibangun oleh Country Garden di Shanghai, China, 29 Februari 2024./REUTERS-Xihao Jiang
Pengembangan perumahan yang sedang dibangun oleh Country Garden di Shanghai, China, 29 Februari 2024./REUTERS-Xihao Jiang

Bisnis.com, JAKARTA - Harga rumah baru di China pada Mei 2025 mengalami penurunan paling dalam sejak tujuh bulan terakhir. Hal ini menggarisbawahi alasan pejabat senior negara Tirai Bambu itu memperbarui janji kebijakan untuk menghidupkan kembali pasar properti.

Dilansir Bloomberg pada Senin (16/6/2025), harga rumah baru di 70 kota, tidak termasuk rumah subsidi, turun 0,22% dari April 2025.

Sebagai informasi, berdasarkan Biro Nasional Statistik pada bulan keempat tahun ini harga rumah baru di China susut 0,12%. Di sisi lain, harga rumah bekas turun 0,5%, penurunan paling dalam sejak 8 bulan terakhir.

Data tersebut dinilai menjadi tanda bahwa dampak dari stimulus besar-besaran pada September tahun lalu mulai memudar.

Gencatan senjata tarif AS tidak banyak membantu negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu karena jatuhnya harga mengikis laba perusahaan dan pendapatan karyawan. Hal itu menyebabkan permintaan pembelian perumahan menurun, yang sedang diupayakan oleh para pembuat kebijakan untuk bangkit kembali.

"Kami melihat penurunan properti di China berlanjut pada tahun 2025, tetapi dengan penurunan aktivitas properti yang lebih kecil dibandingkan tahun 2024,” tulis analis UBS Group AG yang dipimpin oleh Ning Zhang dalam sebuah catatan minggu lalu.

Dalam survei April terhadap 2.500 responden, UBS menemukan ekspektasi yang tinggi terhadap penurunan harga properti lebih lanjut. Hal itu kemungkinan akan terus menghalangi pembeli rumah dan menekan aktivitas pasar pada kuartal mendatang.

Pada pertemuan Dewan Negara Jumat lalu, Perdana Menteri China Li Qiang berjanji mengambil tindakan untuk membuat pasar real estat kembali bergairah. Ketika para pemimpin tertinggi China pertama kali menyuarakan target kebijakan tersebut September lalu, paket stimulus pun menyusul.

Adapun, laporan dia pemerintah menyampaikan Pemerintah China akan terus mengoordinasikan kebijakan fiskal dan keuangan yang ada dan yang baru.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper