Bisnis.com, JAKARTA - Kesepakatan dagang AS-China yang diperbarui di London, tidak membahas masalah pembatasan ekspor yang terkait dengan keamanan nasional.
Dilansir Reuters pada Minggu (15/6/2025), Pemerintah China belum berkomitmen untuk memberikan izin ekspor untuk beberapa logam tanah jarang khusus yang dibutuhkan pemasok militer AS untuk jet tempur dan sistem rudal, kata sumber Reuters.
Sementara, AS mempertahankan pembatasan ekspor pada pembelian chip kecerdasan buatan canggih oleh China karena khawatir chip tersebut juga memiliki aplikasi militer.
Dalam pembicaraan di London minggu lalu, negosiator China tampaknya menghubungkan kemajuan dalam mencabut kontrol ekspor magnet tanah jarang untuk keperluan militer dengan pembatasan AS yang sudah berlangsung lama terhadap ekspor chip AI.
Hal itu menandai perubahan baru dalam pembicaraan perdagangan yang dimulai dengan perdagangan opioid, tarif, dan surplus perdagangan China, tetapi kemudian beralih fokus pada kontrol ekspor.
Selain itu, pejabat AS juga mengisyaratkan bahwa mereka ingin memperpanjang tarif yang ada terhadap China selama 90 hari setelah batas waktu 10 Agustus yang disepakati di Jenewa bulan lalu, kata kedua sumber, yang menunjukkan bahwa kesepakatan perdagangan yang lebih permanen antara dua ekonomi terbesar di dunia itu tidak mungkin terjadi sebelum saat itu.
Baca Juga
Dua orang yang berbicara kepada Reuters tentang perundingan di London meminta untuk tidak disebutkan namanya karena kedua pihak telah membatasi pengungkapan informasi secara ketat.
Gedung Putih, Departemen Luar Negeri AS, dan Departemen Perdagangan AS tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait dengan kabar tersebut.
Sementara, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan China tidak menanggapi permintaan komentar melalui faks.
Presiden Donald Trump mengatakan pada Rabu lalu bahwa kesepakatan jabat tangan yang dicapai di London antara negosiator Amerika dan China merupakan kesepakatan yang hebat.
"Kami memiliki semua yang kami butuhkan, dan kami akan melakukannya dengan sangat baik. Dan mudah-mudahan mereka juga demikian."
Adapun, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan tidak akan ada quid pro quo dalam pelonggaran pembatasan ekspor chip AI ke China sebagai imbalan atas akses ke tanah jarang.