Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tingkat Pengangguran Tinggi, Jalan Menuju Indonesia Emas 2045 Makin Menantang

Kadin menilai angka pengangguran yang tinggi menjadi tantangan bagi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045
Ilustrasi pengangguran. Dok Freepik
Ilustrasi pengangguran. Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyoroti tingginya angka pengangguran di Tanah Air yang bisa menjadi tantangan tersendiri dalam mencapai Indonesia Emas 2045.

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan saat ini Indonesia masih dihadapkan pada tantangan ekonomi nasional yang turut dipengaruhi oleh faktor ekonomi dan geopolitik dunia.

Misalnya saja, meningkatnya pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga tingkat pengangguran menjadi tantangan ekonomi dari dalam negeri.

Berdasarkan catatan Bisnis, telah terjadi peningkatan PHK di Indonesia menjadi 64.751 karyawan per 18 November 2024 hingga pukul 08.45 WIB. Di mana, DKI Jakarta merupakan wilayah penyumbang PHK tertinggi.

“[Tantangan] di dalam negeri misalnya, Indonesia masih menghadapi tingginya pengangguran, lalu juga deflasi, dan juga penurunan daya beli masyarakat,” kata Arsjad dalam konferensi pers White Paper Usulan Strategi/Arah Pembangunan Bidang Ekonomi Tahun 2024-2029 di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (26/11/2024).

Selain itu, Arsjad menyampaikan Indonesia juga dihadapi dengan potensi bonus demografi pada 2030. Maka dari itu, kata dia, Indonesia perlu menyikapi potensi ini salah satunya melalui penciptaan lapangan kerja.

Di sisi lain, Arsjad juga menjelaskan tantangan yang terjadi di tingkat global terdiri dari ketidakpastian ekonomi global akibat konflik geopolitik yang semakin memanas, terjadinya inflasi global, hingga krisis iklim.

“Konflik Ukraina-Rusia yang masih berlanjut yang hari-hari ini tambah memanas, potensi perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Masih ada tantangan inflasi global yang juga adalah krisis iklim yang dihadapi,” ungkapnya.

Kendati demikian, Arsjad meyakini sederet tantangan ekonomi nasional bisa diselesaikan bersama dengan gotong royong dari pemerintah, dunia usaha, dan para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya.

Lebih lanjut, Arsjad menuturkan, White Paper ini juga sudah dijelaskan secara konkret terkait penguatan industrialisasi dan akselerasi pertumbuhan UMKM. Namun, sumber daya manusia (SDM) yang unggul juga harus disiapkan agar mampu mengoptimalkan kesempatan yang ada.

Dia menjelaskan, SDM yang unggul ini bisa diperoleh melalui program upskilling dan reskilling di seluruh Indonesia. Serta, penguatan sekolah vokasi dengan dukungan swasta.

Dengan begitu, dia meyakini pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto sebesar 8% bisa tercapai dan berdampak positif ke semua lapisan masyarakat.

“[Ekonomi tumbuh] 8% ini tidak boleh dirasakan segelintir masyarakat, tetapi harus seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper