Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) dan Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) tengah melakukan studi kelayakan pembangunan pabrik etanol kedua untuk produksi bioetanol di Jawa Timur.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Gani mengatakan bahwa pembangunan pabrik yang akan menghasilkan etanol fuel grade tersebut dilakukan di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur.
“Kita sedang melakukan studi kelayakan dengan Pertamina, kita akan membangun fasilitas kedua di Banyuwangi,” kata Abdul Gani saat ditemui di Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (23/9/2024).
Abdul Gani menuturkan, peletakan batu pertama atau groundbreaking pabrik etanol kedua tersebut ditargetkan dilakukan pada tahun depan atau pada 2025.
Untuk kapasitas, Abdul Gani memprediksi bahwa pabrikan ini akan menghasilkan etanol sebesar 30.000 kiloliter (kl) per tahun. Volume tersebut setara dengan kemampuan produksi pabrik gula Gempolkrep milik PTPN III.
“Berkaitan dengan energi, kami ini di Jawa Timur, tepatnya di pabrik Gempolkrep kita sudah memiliki pabrik etanol yang bahan bakunya, produksi per tahun 30.000 kiloliter,” ujarnya.
Baca Juga
Lebih lanjut, Gani menyebut bahwa pembangunan pabrik etanol tersebut bakal didanai oleh Pertamina. Sementara itu, PTPN III bakal menyiapkan bahan baku produksi komoditas energi bersih tersebut.
“Kebetulan sama Pertamina, jadi Pertamina bagian yang menginvestasikan, kami yang menyiapkan stoknya, jadi bahan baku dari kami, Pertamina yang berinvestasi,” ucap Gani.
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut baru ada dua industri bioetanol yang memenuhi kriteria fuel grade.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi mengatakan, dari 13 industri bioetanol hanya dua yang memenuhi syarat.
“Nah ini kita ingin akselerasi industri juga, dari 13 industri bioetanol yang ada, hanya dua yang memenuhi kriteria untuk bisa masuk sebagai fuel grade, yang lain adalah food grade,” kata Eniya dalam Green Economy Expo di JCC Senayan, Kamis (4/7/2024).
Eniya menyampaikan, untuk program bioetanol sendiri saat ini sudah ada. Bahkan, sampai saat ini pencapain untuk bioetanol masih nihil, padahal pada 2025 seharusnya Indonesia sudah capai 20% bioetanol.
Maka dari itu, Eniya menyebut pemerintah sedang membahas apakah nantinya akan menggunakan implementasi penggunaan campuran bioetanol 5% pada bensin, yang dikenal dengan istilah E5 (etanol 5%) atau hanya E2,5.
“Mungkin Pertamina sedang diskusi untuk hal ini, karena resource kita yang menyediakan bioetanol itu tidak banyak,” ujarnya.