Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat menyebut membutuhkan biaya hingga Rp51,8 triliun untuk membangun Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta Lintas Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 dan 2.
Dia melanjutkan bahwa saat ini pembangunan tahap 1 yang akan menghubungkan Medan Satria hingga Tomang sepanjang 24,5 kilometer. NAmun, secara total untuk fase I akan dibangun 33,7 kilometer jalur MRT yang menghubungkan Medan Satria menuju Kembangan.
Oleh sebab itu, Tuhiyat mengatakan bahwa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun proyek ini merogoh kocek hingga senilai 140 miliar Yen Jepang atau sekitar Rp15,12 triliun.
Menurutnya, saat ini pendanaan telah didapatkan langsung oleh pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA) melalui skema pembiayaan bersama atau co-financing bersama Asian Development Bank (ADB).
"Tahap pertama sudah ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Jepang senilai 140 miliar Yen. Sekitar itu baru tahap pertama," tuturnya kepada wartawan di lokasi proyek Stasiun Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (11/9/2024).
Kendati demikian, dia menyebut bahwa jumlah itu bisa saja bertambah untuk menggarap tahap kedua dari Tomang sampai Kembangan. Sehingga, total jumlah anggaran yang dibutuhkan menyentuh 480 miliar Yen Jepang atau sekitar Rp 51,8 triliun.
Baca Juga
"Nanti kan ada tahap berikutnya, totalnya itu sekitar 480 miliar Yen," ucapnya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa target rampung dari proyek ini diperkirakan akan selesai pada 2031 mendatang dengan total 21 stasiun pemberhentian dari Medan Satria hingga Tomang.
Nantinya, Tuhiyat memaparkan rencananya di fase pertama tahap pertama diestimasikan akan ada penumpang sebesar 284.900 orang yang akan menumpang MRT per harinya.
"Kami targetkan selesai pada 2031 untuk beroperasi dan estimasi kita untuk tahap pertama fase pertama ini adalah 284.000 penumpang per hari average," pungkas Tuhiyat.