Bisnis.com, JAKARTA -- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) membeberkan rencana pemerintah untuk membatasi pembelian BBM agar tepat sasaran menggunakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Hal ini diungkapkan oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan yang menilai teknologi AI dapat lebih efisien untuk distribusi BBM bersubsidi, khususnya Pertalite sehingga hanya dimanfaatkan oleh masyarakat yang berhak mendapatkan.
"Tetapi tepat sasaran BBM yangg perlu dapat subsidi itu yang kita lakukan dengan AI karena itu juga bagian daripada government teknlogi," kata Luhut kepada wartawan di JCC Senayan, Jumat (6/9/2024).
Dia menegaskan, pemerintah tidak berencana untuk menaikkan harga BBM dalam rangka pembatasan Pertalite. Alih-alih kenaikan harga, penggunaan AI dinilai lebih efektif dan efisien.
Teknologi tersebut merupakan bagian dari digitalisasi yang didorong pemerintah. Luhut menerangkan rencana pembatasan pembelian Pertalite ini juga menjadi solusi untuk mengatasi polemik polusi udara di ibu kota Jakarta.
"Jadi ada 132 juta pengendara motor tidak akan terpengaruh sama sekali dengan rencana yang saya sebutkan tadi," ujar Luhut usai menutup gelaran Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024.
Baca Juga
Luhut menuturkan, saat ini pemerintah masih dalam tahap finalisasi dan menunggu persetujuan dari Presiden Joko Widodo terkait kriteria penerima BBM Pertalite.
"Ini difinalkan, tanggal 1 sedang disosialisasikan biar tau, sekarang sosialisasi dan rapat teakhir dengan Presiden. Kita harapkan minggu depan, setelah itu nanti kita lihat," terangnya.
Sebelumnya, dalam ajang ISF 2024 Luhut memaparka rencana pembelian BBM subsidi jenis Pertalitedan Solar dalam waktu dekat lewat teknologi AI. Menurut dia, pembatasan melalui teknologi ini dapat membuat negara lebih hemat hingga Rp90 triliun.
Nantinya, penghematan uang negara tersebut dapat dialokasikan untuk subsidi pada program lain mencakup pendidikan atau industri. "Itu kita bisa menghemat bertahap sampai Rp90 triliun per tahun," tuturnya.
Melalui AI, sistem penyaluran BBM di SPBU akan terhubung dan dapat merincikan indentitas dari pelat nomor kendaraan yang akan melakukan pengisian BBM.
"Jadi orang yang tidak berhak [dapat subsidi BBM] dengan big data yang kita punya, dia nozzle-nya itu yang bikin isi bensin itu otomatis akan mati sendiri karena melihat nomor plat dari mobil itu," jelasnya.