Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Masih Pantau Rilis Data Ekonomi Sebelum Pangkas Suku Bunga

Pejabat The Fed mengatakan bank sentral AS masih masih mencari data tambahan untuk mendukung penurunan suku bunga bulan depan.
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022./REUTERS-Sarah Silbiger
Bagian luar Gedung Dewan Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, 14 Juni 2022./REUTERS-Sarah Silbiger

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Federal Reserve Bank of Atlanta Raphael Bostic mengatakan waktu untuk pemangkasan suku bunga acuan kemungkinan semakin dekat. Namun, pihaknya masih mencari data tambahan untuk mendukung penurunan suku bunga bulan depan.

Mengutip Bloomberg pada Kamis (29/8/2024), Bostic menegaskan bahwa jangka waktunya untuk antisipasi pemotongan telah meningkat setelah inflasi turun lebih cepat dari perkiraannya dan tingkat pengangguran meningkat lebih cepat. Namun dia tetap berhati-hati.

Bostic mengatakan, pihaknya tidak ingin berada dalam situasi di mana The Fed telah memotong suku bunga dan kemudian harus menaikkan suku bunga lagi.

“Jadi, jika saya melakukan kesalahan di satu sisi, saya harus menunggu lebih lama hanya untuk memastikan bahwa kita tidak mengalami hal tersebut dan itu bukanlah ekspektasi dasarnya,” ujar Bostic dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Stanford Club of Georgia dan Stanford Black Alumni Association – Atlanta.

Sebelumnya, Gubernur The Fed Jerome Powell pekan lalu mengatakan waktunya telah tiba bagi para pejabat untuk menurunkan suku bunga, memperkuat ekspektasi penurunan suku bunga pada pertemuan kebijakan bank sentral AS pada 17-18 September.

Berbicara pada konferensi tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, Powell tidak memberikan rincian secara spesifik mengenai seberapa cepat para pejabat akan mengambil tindakan, dengan mengatakan waktu dan kecepatan penurunan suku bunga akan bergantung pada data yang masuk, prospek yang berkembang, dan keseimbangan risiko.  

Powell mengatakan dia lebih yakin bahwa inflasi akan berada di jalur menuju 2% dan menekankan bahwa para pejabat tidak ingin melihat adanya pelemahan lebih lanjut di pasar tenaga kerja. 

Selama wawancara di Jackson Hole, Bostic mulai mengubah posisinya setelah sebelumnya hanya mendukung penurunan suku bunga sebesar seperempat poin pada akhir tahun 2024.

Pada hari Rabu waktu setempat, Bostic mengatakan laporan inflasi dan lapangan kerja yang akan datang akan menjadi penanda penting bagi para pembuat kebijakan untuk memastikan tren yang mereka pantau masih berlanjut. 

Para pejabat akan mendapatkan pembacaan inflasi baru pada hari Jumat ketika indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi dirilis dan melihat pembaruan lapangan kerja lainnya minggu depan ketika Departemen Tenaga Kerja merilis laporan pekerjaan bulan Agustus pada 6 September.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper