Bisnis.com, JAKARTA – Indeks kepercayaan konsumen AS periode Agustus naik ke level tertinggi dalam enam bulan seiring dengan pandangan ekonomi dan inflasi yang lebih optimistis mengimbangi sentimen berkurangnya keyakinan terhadap pasar tenaga kerja.
Mengutip Bloomberg pada Rabu (28/8/2024), Indeks kepercayaan yang dikeluarkan oleh The Conference Board meningkat menjadi 103,3 dari kenaikan di level 101,9 bulan sebelumnya. Adapun, perkiraan median dalam survei ekonom Bloomberg memperkirakan angka 100,7.
Ukuran ekspektasi untuk enam bulan ke depan naik ke level tertinggi dalam satu tahun di 82,5 pada bulan Agustus, sementara ukuran kondisi saat ini meningkat.
Prospek penurunan suku bunga yang telah lama ditunggu-tunggu oleh Federal Reserve, membantu meningkatkan sentimen dan mempertahankan belanja konsumen. Pemangkasan suku bunga tersebut kemungkinan akan dimulai bulan depan.
Pada saat yang sama, tingkat kepercayaan ini masih jauh di bawah tingkat sebelum pandemi karena biaya hidup yang lebih tinggi dan pertumbuhan lapangan kerja yang moderat.
Dana Peterson, Kepala Ekonom di Conference Board mengatakan, penilaian konsumen terhadap situasi ketenagakerjaan saat ini, meski masih positif, terus melemah. Sementara itu, penilaian terhadap pasar tenaga kerja ke depan lebih pesimistis,.
Baca Juga
“Ini mungkin mencerminkan peningkatan pengangguran baru-baru ini. Konsumen juga kurang positif terhadap pendapatan di masa depan,” kata Peterson dikutip dari Bloomberg.
Sekitar 32,8% konsumen mengatakan lapangan kerja berlimpah, atau persentase terkecil sejak Maret 2021 dan penurunan keenam berturut-turut. Konsumen yang mengatakan lapangan kerja sulit didapat juga terpantau naik tipis.
Perbedaan antara keduanya – ukuran yang diikuti oleh para ekonom untuk mengukur pasar kerja – juga turun ke titik terendah dalam lebih dari tiga tahun.
“Sedikit perbaikan dalam kepercayaan dibayangi oleh memburuknya pasar tenaga kerja selama dua bulan berturut-turut. Kami pikir faktor terakhir akan lebih penting bagi The Fed,” kata Ekonom Bloomberg, Eliza Winger.
Para bankir bank sentral dan ekonom memantau dengan cermat perkembangan pasar tenaga kerja setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya tidak mencari atau menyambut baik pelonggaran lebih lanjut. Powell mengakui bahwa risiko penurunan lapangan kerja telah meningkat, sementara risiko inflasi semakin berkurang.
Adapun, batas waktu survei indeks ini adalah pada 21 Agustus, sebelum Powell mengatakan pekan lalu bahwa waktunya telah tiba untuk menurunkan suku bunga.
Namun semakin banyak responden yang sudah mengantisipasi pemotongan tersebut. Laporan tersebut menunjukkan 31,5% responden memperkirakan suku bunga yang lebih rendah di tahun mendatang, yang merupakan penurunan terbesar sejak April 2020. Konsumen juga mengurangi ekspektasi inflasi.
Konsumen juga kurang optimis terhadap pasar saham, kemungkinan mencerminkan volatilitas pada awal Agustus, kata Peterson. Laporan ketenagakerjaan yang mengecewakan pada saat itu memicu aksi jual saham global senilai $6,4 triliun, namun pasar telah pulih.
Laporan tersebut menunjukkan rencana pembelian menurun dibandingkan bulan sebelumnya untuk mobil dan peralatan utama. Niat membeli rumah juga masih lemah karena tingginya harga dan biaya pinjaman.
Saham berfluktuasi mendekati level tertinggi sepanjang masa pada hari Selasa, dengan para pedagang menunggu hasil Nvidia Corp., sementara imbal hasil obligasi as atau US Treasury tenor 10-tahun naik.