Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat Blak-blakan Alasan Maskapai RI Ogah Tambah Pesawat

Pengamat penerbangan menuturkan sejumlah alasan maskapai RI ogah untuk menambah jumlah pesawat yang dioperasikannya.
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah maskapai enggan menambah pesawat kendati saat ini Indonesia masih kekurangan 200 pesawat. Mahalnya avtur dan tarif batas atas (TBA) yang rendah disebut menjadi biang kerok utama.

Pengamat penerbangan Gerry Soejatman mengatakan saat ini di lapangan, Indonesia memang kekurangan pesawat karena jumlah armadanya masih belum pulih seperti sebelum pandemi. Hal ini membuat kebutuhan pasar tidak terpenuhi.

“Cuma ya disisi lain, maskapai enggan untuk menambah kapasitas karena saat ini biaya sedang tinggi. tapi tarif batas atas [TBA] tidak naik. Jadi, maskapai mau menambah pesawat susah karena tarif batas atasnya tidak memadai,” jelas Gerry saat dihubungi, Rabu (21/8/2024).

Lebih lanjut, Gerry menjelaskan memang armada masih di bawah angka pra-pandemi, sedangkan permintaan naik mengikuti pertumbuhan GDP sejak pra-pandemi.

Okupansi kursi pesawat pun terbantu dengan kekurangan ini, meskipun biaya penerbangan naik yang mengakibatkan kenaikan harga tiket.

Gerry menjelaskan bisnis aviasi saat ini bahkan dikatakan buruk. Hal tersebut dilihat dari biaya bahan bakar (avtur) yang melonjak 140% sejak 2016 dan biaya penerbangan keseluruhan naik 70%. Sementara itu TBA justru turun 5% dibandingkan 2016.

“Maskapai benar-benar kegencet dan maskapai kesulitan mendapatkan uang dari keuntungan untuk mereaktivasi armada mereka atau mencari penambahan pesawat dari pasar sewa pesawat,” jelasnya.

Dia menambahkan maskapai ingin menambah armada tetapi cashflow di kondisi saat ini menyulitkan rencana tersebut.

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan, Indonesia masih kekurangan ratusan armada pesawat terbang karena permintaan yang meningkat. 

Luhut menjelaskan, kurangnya pesawat terbang tersebut merupakan siklus bisnis, di mana saat ini permintaan pesawat meningkat. Terlebih beberapa jenis pesawat belum tersertifikasi dan adanya antrean pemesanan pesawat hingga 10 tahun ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper