Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menetapkan anggaran belanja infrastruktur 2025 sebesar Rp400,3 triliun. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, anggaran infrastruktur itu susut sekitar 5,29% dari Rp422,7 triliun pada 2024.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, amplop anggaran infrastruktur tersebut diperuntukkan untuk mendorong pembangunan infrastruktur pendidikan dan kesehatan, infrastruktur konektivitas, infrastruktur pangan dan energi hingga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Anggaran tersebut terutama untuk infrastruktur pendidikan dan kesehatan, infrastruktur konektivitas, infrastruktur pangan dan energi, serta keberlanjutan pembangunan IKN,” kata Jokowi dalam Pidato Nota Keuangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
Adapun, anggaran infrastruktur pada 2025 sebesar Rp400,3 triliun bakal dialokasikan untuk sejumlah proyek prioritas pemerintahan Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
Perinciannya, sektor layanan dasar dan pangan bakal mencakup pengadaan rumah susun (rusun) sebanyak 3.884 unit dan rumah khusus sebanyak 596 unit.
Kemudian, pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan dasar, menengah, dan tinggi sebanyak 80 unit. Penyediaan SPAM dengan kapasitas 773 liter per detik dan jaringan irigasi (pembangunan seluas 2.000 Ha dan rehabilitasi seluas 15.000 Ha).
Baca Juga
Selanjutnya, pada sektor konektivitas dan transportasi akan digunakan untuk mendukung pembangunan jalan nasional sepanjang 159,1 kilometer (km) dan jalan tol sepanjang 207,8 km. Jembatan baru sepanjang 4.993,4 meter dan flyover atau underpass sepanjang 1.552,0 meter.
Kemudian, pengadaan bandar udara di 5 lokasi serta Pelabuhan penyeberangan 10 lokasi dan Pelabuhan laut di 39 lokasi.
Sektor jaringan energi dan ketenagalistrikan, meliputi jaringan pipa transmisi gas bumi ruas Cirebon – Semarang, pembangunan bendungan on going 18 unit (akumulatif), serta bantuan pasang baru listrik kepada 130.000 rumah tangga.
Terakhir, sektor infrastruktur TIK mencakup pembangunan digital broadcasting system (DBS) sebanyak 6 lokasi, penyediaan akses internet di 36.830 lokasi layanan public (akumulatif), dan operasional satelit multifungsi Satria-1 sebesar 150 Gbps.