Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terungkap! Alasan Masih Banyak Investor Hotel Ragu Masuk IKN

PHRI membeberkan alasan sejumlah pengusaha di industri perhotelan masih menahan diri untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Suasana senja di Ibu Kota Negara di penghujung Juli 2024./Bisnis - Akbar.
Suasana senja di Ibu Kota Negara di penghujung Juli 2024./Bisnis - Akbar.

Bisnis.com, JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut, belum adanya dukungan dari perbankan menjadi salah satu pertimbangan industri perhotelan menahan diri untuk berinvestasi di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Ketua Umum PHRI, Hariyadi Sukamdani, menyampaikan, mayoritas investor hotel melibatkan perbankan untuk membiayai sebagian dari biaya proyek. Namun dalam hal ini, Hariyadi menyebut bahwa perbankan belum bisa memberikan dukungan lantaran perlu melihat perkembangan IKN lebih lanjut.

“Kalau misalnya hari ini ada seorang investor hotel mau ke sana, hampir semua bank belum mau membiayai walaupun porsinya pihak si investor equity-nya bisa lebih besar, bisa lebih dari 50% modalnya,” kata Hariyadi saat ditemui di Hotel Grand Sahid Jaya, dikutip Selasa (13/8/2024).

Menurutnya, sikap perbankan tersebut merupakan hal yang lazim. Pasalnya, perbankan selalu mempertimbangkan berbagai hal sebelum memberikan modal kepada investor. Misalnya dalam hal ini, dari sisi okupansi hingga tingkat kunjungan ke IKN.

Jika dari sisi okupansi dan tingkat kunjungan dinilai kurang meyakinkan, Hariyadi menyebut, perbankan tidak akan memproses pengajuan kredit modal.

“Kan dia anggap berisiko,” ujarnya.

Selain itu, industri perhotelan juga perlu mempertimbangkan kesiapan infrastruktur yang ada di IKN, misalnya di sektor listrik. Menurutnya, sektor hotel kemungkinan baru masuk saat fasilitas sudah mulai memadai dan ada kepastian populasi di IKN.

Dia juga menyebut, pihaknya tetap menahan diri untuk investasi di IKN meski pemerintah memberikan kemudahan-kemudahan dalam berinvestasi seperti relaksasi pajak hingga harga lahan yang murah.

“Karena ini masalah demand, lebih kepada tamunya ada apa nggak. Mau dikasih relaksasi apapun kalau nggak ada tamunya kan nggak ada yang berani juga bikin,” tuturnya.

Sejauh ini, Konsorsium Nusantara pimpinan Sugianto Kusuma Alias Aguan tengah merampungkan pengerjaan furnishing di area lobi hotel Swiss Hotel Nusantara.

Hotel berkapasitas 191 kamar ini rencananya akan diresmikan pada 17 Agustus 2024 oleh Presiden Jokowi, bersamaan dengan perayaan HUT kemerdekaan Indonesia. 

Terbaru, Jokowi telah melaksanakan groundbreaking proyek Swissbel Hotel Nusantara pada Senin (12/8/2024). Hotel ini akan dibangun oleh PT Hotel Papua Internasional dan diperkirakan rampung pada akhir 2025. 

Kabarnya, Swissbel Hotel Nusantara akan memiliki 9 lantai yang terdiri dari 197 kamar. Hotel juga akan dilengkapi dengan fasilitas ballroom yang dapat menampung hingga 1.000 orang serta fasilitas lain seperti restoran, kolam renang, pusat kebugaran (gym), kids club, sky lounge hingga rooftop.

Selain itu, Royal Golden Eagle (RGE) milik Sukanto Tanoto juga telah melaksanakan groundbreaking pembangunan convention centre hingga hotel bintang 5 di IKN.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, menjelaskan nilai investasi dari proyek yang diinjeksi oleh RGE mencapai Rp2 triliun.

Basuki menambahkan, pembangunan Nusantara International Convention Center and Hotel adalah langkah strategis dalam memperkuat posisi IKN menjadi pusat kegiatan bisnis dan ekonomi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper