Bisnis.com, JAKARTA – Laju inflasi di dalam negeri diperkirakan berpotensi meningkat mencapai level di atas 3% pada akhir 2024.
Berdasarkan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia (BI), responden memperkirakan rata-rata inflasi nasional pada 2024 akan mencapai 3,17%.
Perkiraan tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraan pada survei kuartal I/2024, yang mencapai 3,26%.
“Perkiraan [3,17%] tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi inflasi pada 2023 yang sebesar 2,61%, tapi masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2024 sebesar 2,5% plus minus 1%,” tulis BI dalam laporan SKDU, dikutip Kamis (25/7/2024).
Jika dirincikan, berdasarkan lapangan usaha, perkiraan tingkat inflasi tertinggi ditunjukkan oleh responden pada lapangan usaha jasa lainnya sebesar 3,78%.
Selain itu, perkiraan inflasi yang tinggi juga ditunjukkan oleh responden pada lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 3,36%, serta lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib sebesar 3,36%.
Baca Juga
Di sisi lain, perkiraan inflasi terendah yaitu berasal dari responden lapangan usaha pertambangan dan penggalian, secara rata-rata sebesar 2,71%.
Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Juli 2024, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa laju inflasi hingga Juni 2024 tetap terjaga pada sasaran inflasi 2,5%-3,5%, yaitu mencapai 2,51% secara tahunan.
Tingkat inflasi pada Juni 2024 ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,84% secara tahunan.
Perkembangan ini, kata Perry, dipengaruhi oleh rendahnya inflasi inti dan inflasi administered prices yang masing-masing tercatat sebesar 1,90% dan 1,68% secara tahunan.
Perry mengatakan, pihaknya optimistis inflasi pada 2024 akan tetap terkendali dalam sasarannya. Inflasi inti diperkirakan terjaga seiring dengan ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, imported inflation yang terkendali sejalan kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah BI, serta dampak positif berkembangnya digitalisasi.
Sejalan dengan itu, inflasi harga bergejolak diperkirakan tetap terkendali, didukung oleh sinergi pengendalian inflasi BI dan pemerintah pusat dan daerah.
“BI terus memperkuat kebijakan moneter pro-stability dan meningkatkan sinergi kebijakan dengan pemerintah sehingga inflasi tahun 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5%±1%,” kata Perry.