Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Mei Melandai, BI: 2024 dan 2025 Terkendali pada Level 1,5%-3,5%

Bank Indonesia (BI) meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025.
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (5/2/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juni 2024 mencatatkan deflasi sebesar 0,08% secara bulanan (month-to-month/mtm) atau terjadi inflasi 2,51% secara tahunan (year-on-year/yoy).

Asisten Gubernur yang juga Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Erwin Haryono menyampaikan bahwa inflasi yang terjaga merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah, baik pusat maupun daerah.

Upaya sinergi tersebut terutama melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) dan penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. 

“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 dan 2025,” katanya melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (2/7/2024).

Erwin menuturkan inflasi inti tetap terjaga yang tercatat sebesar 0,10% mtm pada Juni 2024, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,17% mtm. 

Inflasi inti yang lebih rendah tersebut dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang terjangkar, termasuk pada saat Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Iduladha, serta kapasitas perekonomian yang masih besar dan dapat merespons permintaan domestik. 

Realisasi inflasi inti pada Juni 2024 ini terutama oleh disumbang oleh inflasi komoditas emas perhiasan dan kopi bubuk. Secara tahunan, inflasi inti Juni 2024 tercatat sebesar 1,90% yoy, menurun dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,93% yoy.

Lebih lanjut, kelompok volatile food melanjutkan deflasi, yaitu sebesar 0,98% mtm, lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,69% mtm. 

Deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, tomat dan daging ayam ras. 

Erwin mengatakan penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan seiring dengan berlanjutnya musim panen dan penurunan harga pakan untuk komoditas daging ayam ras. 

Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 5,96% yoy, turun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,14% yoy. 

Selain itu, kelompok administered prices pada Juni 2024 mengalami inflasi sebesar 0,12% mtm, meningkat dari realisasi bulan sebelumnya yang mengalami deflasi sebesar 0,13% mtm. 

Inflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh inflasi sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara seiring dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau, serta peningkatan mobilitas saat libur Iduladha. 

Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,68% yoy, meningkat dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,52% yoy.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper