Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamen Yuliot Ungkap Kondisi Investasi Food Estate Tebu di Merauke

Wameninves Yuliot Tanjung membeberkan perkembangan investasi proyek swasembada gula di food estate Merauke.
(kiri-kanan) Deputi Kementerian Investasi/BKPM Yuliot Tanjung, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Sudaryono dan Bendahara Umum Gerindra Thomas Djiwandono jelang dilantik oleh Presiden Jokowi masing-masing sebagai Wakil Menteri Investasi, Wakil Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Keuangan II, Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/7/2024). JIBI/Dany Saputra.
(kiri-kanan) Deputi Kementerian Investasi/BKPM Yuliot Tanjung, Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah Sudaryono dan Bendahara Umum Gerindra Thomas Djiwandono jelang dilantik oleh Presiden Jokowi masing-masing sebagai Wakil Menteri Investasi, Wakil Menteri Pertanian dan Wakil Menteri Keuangan II, Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/7/2024). JIBI/Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Menteri Investasi (Wameninves) Yuliot Tanjung membeberkan perkembangan investasi proyek swasembada gula di food estate Merauke.

Adapun, untuk mencapai target swasembada gula 2030 pemerintah membidik investasi untuk perkebunan tebu yang terintegrasi dengan industri gula hingga bioetanol di Merauke, Papua Selatan.

Yuliot mengatakan, saat ini pengembangan klaster 3 dari lahan tebu seluas 2 juta hektare di Kabupaten Merauke terus berjalan. Dia menyebut, pada klaster 3 tersebut direncanakan bakal dibangun 5 pabrik gula yang juga terintegrasi dengan produksi bioetanol. 

Menurutnya, saat ini para pelaku usaha yang terlibat dalam proyek tersebut telah menyiapkan infrastruktur dan pendanaan untuk pelatihan masyarakat setempat. Selain itu, kata dia, Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) yang bekerja sama dengan Sugar Research Australia (SRA) juga telah dibangun di Merauke.

"Kami sudah melihat bagaimana fasilitas yang sudah disiapkan. Standar yang disiapkan jauh lebih baik dari pada fasilitas yang ada di Australia sendiri, jadi kita melihat ada keseriusan dari pelaku usaha," ujar Yuliot dalam keterangan resmi, dikutip Minggu (21/7/2024).

Adapun, proyek perkebunan tebu klaster 3 yang terintegrasi dengan industri gula dan bioetanol itu diperkirakan bakal menelan investasi mencapai US$5,62 miliar atau sekitar Rp83,27 trilliun. 

Secara terperinci, dari total investasi tersebut, sebesar Rp29,2 triliun dibutuhkan untuk pembangunan perkebunan tebu dengan teknologi mekanisasi pertanian, Rp53,8 triliun untuk pembangunan 5 pabrik gula dan bioetanol, sebesar Rp120 miliar untuk pembangunan Pusat pelatihan sumber daya manusia (SDM), dan Rp150 miliar per tahun untuk pembangunan fasilitas riset dan inovasi.

Yuliot menambahkan, sebagai upaya mendukung percepatan pembangunan perkebunan tebu dengan teknologi mekanisasi, pemerintah tengah berencana membebaskan tarif bea masuk impor alat dan mesin pertanian terkait.

Untuk diketahui, dalam rencana proyek swasembada gula di Merauke itu, pemerintah menetapkan lima klaster dengan total area mencapai 2 juta hektare. Klaster 1 dan klaster 2 diperkirakan mencapai 1 juta hektare, klaster 3 seluas 504.373 hektare, dan klaster 4 seluas sekitar 400.000 hektare.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, Rabu (26/6/2024), Holding BUMN sektor perkebunan, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III membeberkan kondisi lahan tebu food estate di Merauke yang menjadi bagian dari proyek percepatan swasembada gula nasional.

Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani mengeklaim, piloting project pertanaman tebu yang telah dilakukan pihaknya menunjukkan hasil pertumbuhan yang baik. Adapun, Ghani menjelaskan bahwa uji coba tersebut dilakukan dengan penanaman 10 varietas tebu pada lahan seluas satu hektare di proyek food estate tebu Merauke. 

"Orang katakan di Merauke enggak cocok tebu, tapi kami sudah sampai 5 bulan, tebu itu bagus di sana," ujar Ghani dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR-RI, Selasa (25/6/2024).

Kendati begitu, dia mengakui bahwa yang menjadi persoalan saat ini yaitu ihwal kelayakan investasi pertanian di Merauke. Musababnya, kelayakan investasi yang rendah menyebabkan investor enggan menanamkan modalnya di proyek food estate tebu di Merauke itu.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Rachmawati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper