Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis mampu memanfaatkan peluang ekspor dan mempertahankan tren surplus perdagangan melalui berbagai strategi di tengah melemahnya kinerja dagang Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, kinerja dagang pada semester I/2024 mencatatkan surplus US$15,45 miliar atau lebih rendah US$4,46 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pencapaian pada enam bulan pertama tahun ini tidak mencapai 50% dari total target sepanjang 2024 di batas bawah sebesar US$31,6 miliar, sedangkan batas atas sebesar US$53,4 miliar.
Itu artinya, Indonesia harus kerja keras untuk mengejar target surplus neraca dagang sebesar US$31,6 miliar - US$53,4 miliar pada semester II/2024.
Merespons hal tersebut, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kemendag, Kasan, mengatakan, bahwa pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mendorong peningkatan kinerja dagang pada semester II/2024.
“Termasuk memperkuat transformasi struktur ekspor ke arah peningkatan ekspor produk manufaktur, memperluas pasar ekspor ke Asean, Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika dan Amerika Latin,” kata Kasan kepada Bisnis, Rabu (17/7/2024).
Baca Juga
Selain itu, pemerintah juga berkomitmen untuk menyelesaikan perjanjian perdagangan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) dan Free Trade Agreement (FTA) yang belum tuntas.
Lalu, meningkatkan ekspor dengan fokus utama pada pada penurunan tarif, memberikan perhatian khusus pada negara-negara yang berfungsi sebagai hub-regional, memperkuat peran perwakilan perdagangan luar negeri, dan digitalisasi perdagangan.
Kasan mengatakan, pemerintah juga akan berfokus pada pengembangan sektor perdagangan jasa yang memiliki potensi besar.
“Pencapaian target ekspor nasional tentunya menekankan pentingnya upaya dan kerja sama dari semua pihak,” pungkasnya.