Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Ramal Defisit RI Tak Akan Lampaui 3% Meski Ada Program Makan Bergizi Gratis

Bank Dunia (World Bank) memprediksikan defisit fiskal RI tidak akan lebih dari 3% dalam lima tahun ke depan, sekalipun program makan bergizi gratis terlaksana.
Bank Dunia atau World Bank
Bank Dunia atau World Bank

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia atau World Bank memprediksikan defisit fiskal Indonesia tidak akan lebih dari 3% dalam lima tahun ke depan, sekalipun program makan bergizi gratis terlaksana secara langsung maupun bertahap pada pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran. 

Dalam laporan terbaru Bank Dunia Indonesia Economic Prospect edisi Juni 2024, kondisi fiskal diproyeksikan akan melonggar ke depannya karena pemerintah meningkatkan belanja sosial dan investasi publik, masih dalam batas defisit anggaran sebesar 3%. 

Bank Dunia meyakini dalam jangka menengah, defisit diproyeksikan akan stabil pada kisaran 2,5% dari produk domestik bruto (PDB).  

“Hal ini mengikuti peningkatan bertahap dalam pengeluaran untuk mengakomodasi program-program pemerintahan yang akan datang, termasuk yang terkait dengan investasi publik dan infrastruktur,” tulis Bank Dunia, dikutip Rabu (26/6/2024). 

Pada dasarnya, Bank Dunia menilai sederet belanja sosial yang direncanakan dalam program ekonomi lima tahun mendatang memiliki potensi untuk meningkatkan pembentukan sumber daya manusia dalam kerangka fiskal yang berkelanjutan. 

Program populis yang merupakan inti dari kampanye pemilihan presiden menunjukkan peningkatan belanja sosial, termasuk melalui program-program yang sudah ada dan program-program baru. 

Utamanya, program makan bergizi gratis (MBG) atau yang Bank Dunia sebut sebagai makanan sekolah alias school meals.

Menurut perhitungan Bank Dunia, jika dilaksanakan secara penuh dan simultan, diperkirakan biaya dari program-program tersebut dapat mencapai 3% dari PDB pada tahun pertama (2025) dan sekitar 2% dari PDB setelahnya. 

“Implementasi bertahap ditambah dengan reformasi perpajakan, yang dapat menghasilkan pendapatan tambahan tahunan sebesar 1%-1,5% dari PDB, akan membantu pemerintah mematuhi aturan fiskalnya,” tulis Bank Dunia. 

Aturan fiskal tersebut telah membantu membangun kerangka kerja kebijakan makroekonomi yang transparan dan kredibel. Hal ini memungkinkan bagi Indonesia untuk berhasil menarik investasi, mendorong pertumbuhan, dan mengatasi guncangan eksternal.

Rencana Program Makan Bergizi Gratis (MBG) 

Laporan Bank Dunia tersebut meluncur bersamaan, secara terpisah, saat Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaksanakan konferensi pers bersama Tim Gugus Sinkronisasi Prabowo-Gibran di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Senin (24/6/2024). 

Sri Mulyani mengungkapkan program milik Prabowo-Gibran berupa makan bergizi gratis akan dilaksanakan secara bertahap, sesuai dengan hasil rapatnya bersama Prabowo pada pekan lalu. 

“Bapak Prabowo telah menyampaikan beliau telah menyetujui program makanan bergizi gratis dilaksanakan secara bertahap,” ujarnya dalam konferensi pers. 

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia (2010-2016) tersebut menyampaikan program dengan alokasi anggaran sekitar Rp71 triliun tersebut telah direcanakan masuk dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025. 

Nantinya, tim Prabowo-Gibran yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco, akan menyusun secara detail program makan bergizi gratis. 

Lebih lanjut, Bendahara Negara juga menuturkan bahwa presiden terpilih Prabowo Subianto telah berkomitmen untuk menjaga defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di bawah 3% dari PDB.

“Kami sudah menyampaikan juga kepada presiden terpilih Bapak Prabowo dan beliau juga memberikan keyakinan arahan bahwa beliau commit defisit di bawah 3%,” tuturnya.   

Angka tersebut sebagaimana postur APBN 2025 yang telah disepakati dalam Panja A Badan Anggaran (Banggar) DPR pekan lalu, yakni defisit tahun depan akan berada pada rentang 2,29% hingga 2,82% dari PDB atau di bawah 3%. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper