Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilirisasi Rumput Laut, Calon PSN Terganjal Bahan Baku hingga Pabrik Mangkrak

Hilirisasi industri pengolahan rumput laut masih diadang tantangan produksi bahan baku hingga operasional pabrik yang mangkrak.
Nelayan menjemur rumput laut di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (4/9)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Nelayan menjemur rumput laut di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (4/9)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Hilirisasi industri pengolahan rumput laut masih diadang tantangan produksi bahan baku hingga operasional pabrik yang tidak melanjutkan operasionalnya alias mangkrak.

Padahal, pemerintah atas arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah merencanakan program hilirisasi rumput laut sebagai Proyek Stretegis Nasional (PSN). Pasalnya, komoditas tersebut memiliki peluang pasar hingga US$11,8 miliar.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika mengatakan ketersediaan bahan baku dalam negeri melimpah kendati harga jual sulit diprediksi karena perubahan musim dan tata kelola ekosistem masih perlu diperbaiki.

"Kita masih memiliki PR [pekerjaan rumah] yang sangat rumit untuk bagaimana menyediakan kepastian bahan baku bagi industri, harga bahan baku ini masih berfluktuatif karena musim," kata Putu di Kantor Kemenperin, Selasa (25/6/2024).

Terlebih, selama ini ekspor rumput laut kering lebih mendominasi dengan porsi 66,61% ketimbang ekspor produk rumput laut olahan seperti karagenan dan agar-agar sebesar 33,39%.

Padahal, produksi rumput laut basah pada 2023 tercatat sebanyak 10,7 juta ton. Pemanfaatan nya pun lebih banyak digunakan untuk 77% makanan minuman, sementara 23% nya untuk farmasi, kosmetik dan lainnya.

"Untuk itu diperlukan pengembangan dan inovasi produk untuk mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk-produk potensial tersebut," ujarnya.

Wakil Ketua Asosiasi Industri Rumput Laut Indonesia (Astruli) Pontas Tambunan menerangkan fluktuasi harga rumput laut dipicu permintaan ekspor ke China yang merupakan negara importir terbesar rumput laut dunia.

Saat ini, harga rumput laut mentah tengah mengalami penurunan hingga ke level Rp6.000 per kg lantaran permintaan ekspor yang turun. Hal ini membuat kondisi permintaan dalam negeri tak mulus.

"Sekarang ini didorong untuk hilirisasi naik supaya tidak tejadi harga yang turun naik karena demand-nya saat ini yang memang turun," terangnya.

Di sisi lain, dia juga menerangkan terkait sejumlah pabrik pengolahan rumput laut yang mangkrak karena adanya permintaan dari Pemerintah Daerah (Pemda) untuk restrukturisasi industri.

Pontas menerangkan bahwa dari 55 pabrik industri pengolahan rumput laut, ada 10 pabrik yang mangkrak hingga 2023. Namun, dia memastikan 45 pabrik saat ini masih berjalan optimal.

"Saya kira kalau mangrak itu memang kita punya PR yang lama dari tahun 2016, beberapa mangkrak itu beberapa sedang dibantu Kemenperin untuk bisa merevitalisasi," tuturnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper