Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Gandeng China dan Singapura di Proyek Hilirisasi Rumput Laut

Pemerintah Indonesia menggandeng China dan Singapura untuk kerja sama program hilirisasi rumput laut.
Nelayan menjemur rumput laut di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (4/9)./JIBI-Paulus Tandi Bone
Nelayan menjemur rumput laut di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (4/9)./JIBI-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menggandeng China dan Singapura untuk kerja sama mengembangkan budidaya rumput laut dan program hilirisasi rumput laut di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, Jodi Mahardi saat ditemui di Kantor Kemenko Marves, Rabu (24/4/2024).

“Kita undang juga Pak Menko [Luhut] bicara dengan Menlu Singapura, PM Singapura, kita ajak investor untuk masuk, bangun investasi di hilirisasi rumput laut,” kata Jodi kepada awak media, Rabu (24/4/2024).

Lebih lanjut, Jodi menyampaikan, program pengembangan rumput laut ini akan dilaksanakan di sejumlah wilayah seperti Nusa Tenggara Barat (NTB), Maluku, dan Sulawesi. Pemerintah juga telah mengirimkan tim ke India untuk mempelajari industri rumput laut di negara Bollywood itu. 

Masa panen rumput laut yang tergolong cepat menjadi salah satu alasan pemerintah untuk mengembangkan budidaya komoditas ini, di samping kegunaannya yang cukup beragam mulai dari kosmetik hingga agar-agar. 

Jodi mengungkapkan bahwa program ini dapat membantu para nelayan mendapat penghasilan tambahan, sembari menunggu panen komoditas laut lainnya.

“Jadi semacam pendapatan [tambahan sembari] menunggu beberapa produk utama lain yang mereka bisa panen,” ujarnya.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan sebelumnya telah menggandeng China untuk mengelola 2,5 juta hektare lahan rumput laut secara bertahap.

Sebagai tahap awal, Luhut menawarkan 100.000 hektare lahan rumput laut kepada China untuk mulai dikelola.

“Tadi malam dengan Pak Wang Yi saya sambil makan sudah beritahu beliau kenapa kita nggak mulai dengan 100.000 hektare dan beliau sudah minta untuk di follow up dan kita akan follow up,” kata Luhut dalam unggahan Instagramnya @luhut.pandjaitan, dikutip Rabu (24/4/2024).

Dia mengharapkan, pengembangan budidaya rumput laut akan berdampak positif mengingat 60% penduduk di Indonesia tinggal di pesisir. 

“Jadi ini memberikan solusi yang sangat luar biasa dan ini juga seaweed terbesar di dunia,” pungkasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper