Bisnis.com, JAKARTA – Peringkat daya saing Indonesia tercatat melesat tujuh peringkat dari tahun lalu ke posisi 27 dari 64 negara di dunia.
Direktur World Competitiveness Center (WCC) IMD Arturo Bris menyampaikan selain naik dari posisi 34 pada tahun sebelumnya, Indonesia berada di posisi tiga besar setelah Singapura dan Thailand untuk kawasan Asia Tenggara.
Dalam hal ini, Indonesia menggantikan posisi Malaysia yang pada tahun sebelumnya berada pada peringkat 27.
Bris menyebutkan jebloknya performa Malaysia tahun ini lantaran pelemahan mata uang yang disertai dengan ketidakstabilan politik dan ketidakpastian kebijakan pemerintah.
“Daya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital, dan pertumbuhan PDB. Tahun ini performa ekonomi Asia Tenggara amat baik, kecuali untuk Malaysia yang turun peringkat,” terangnya dalam keterangan resmi, Selasa (18/6/2024).
Di sisi lain, peringkat Indonesia hanya terpaut tipis dengan Inggris yang berada di posisi 28. Bris menyampaikan peringkat daya saing Inggris anjlok setelah Brexit lantaran terisolasi dari negara Eropa lain. Meski demikian, peringkat Inggris baru membaik tahun ini.
Baca Juga
Pada dasarnya, IMD World Competitiveness Center (WCC) menggunakan empat indikator untuk menentukan peringkat WCR 2024, yaitu performa ekonomi, efisiensi pemerintah, efisiensi bisnis, dan infrastruktur.
Dari keempat indikator ini, peringkat daya saing Indonesia didongkrak oleh tinggi pada efisiensi bisnis (14), efisiensi pemerintah (23) dan performa ekonomi (24). Namun, Indonesia masih cukup lemah pada ketersediaan infrastruktur, terutama terkait infrastruktur kesehatan dan lingkungan (61), pendidikan (57), sains (45) dan teknologi (32).
“Dalam beberapa dekade terakhir, negara-negara seperti China, India, Brasil, Indonesia, dan Turki mengalami pertumbuhan dan pembangunan pesat. Imbasnya kini mereka memegang peranan penting dalam perdagangan, investasi, inovasi, dan geopolitik,” lanjut Bris.
Terkait efisiensi bisnis, hal yang berhasil mendongkrak skor Indonesia adalah soal masifnya ketersediaan tenaga kerja (2), efektivitas manajemen perusahaan (10), perilaku dan tata nilai masyarakat yang mendukung efisiensi perusahaan(12). Meski demikian finansial (25) dan produktivitas (30) perusahaan masih perlu ditingkatkan.
Sementara nilai Indonesia yang paling terpuruk seputar efisiensi pemerintah, khususnya terkait perundangan bisnis (42) yang mendukung daya saing sektor swasta seperti aturan perdagangan, persaingan dan ketenagakerjaan.
Peringkat kedua terburuk terkait kerangka sosial yang mengukur keadilan penegakan hukum, pendapatan, dan kesetaraan gender. Sementara untuk kebijakan pajak (12) dan kebijakan finansial publik (18) terkait efisiensi bank sentral dan bank umum, Indonesia berhasil mendapat peringkat yang baik.
Berikut peringkat lima besar negara dengan daya saing terbaik di kawasan Asia Tenggara menurut laporan WCR 2024:
- Singapura (1)
- Thailand (25)
- Indonesia (27)
- Malaysia (34)
- Filipina (52)