Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi impor bawang putih berjalan lambat, sehingga menyebabkan stok bawang putih di pasar kian terancam.
Direktur Bahan Pokok dan Barang Penting, Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan, Bambang Wisnubroto mengatakan, pemerintah lewat rapat koordinasi dengan Menko Perekonomian telah menetapkan alokasi impor bawang putih tahun ini mencapai 645.025 ton. Adapun stok awal 2024 diperkirakan sebanyak 91.259 ton.
Bambang menyebut, Kemendag telah mengeluarkan izin impor bawang putih sebanyak 349.290 ton kepada 60 importir. Sayangnya, realisasi impor hingga 27 Mei 2024 tercatat baru 139.577 ton atau 39,69% dari izin impor yang telah diterbitkan.
Adapun kebutuhan bawang putih per bulan secara nasional mencapai 55.794 ton. Sementara perkiraan produksi dalam negeri hanya mencapai 27.547 ton dalam setahun.
Kemendag pun memperkirakan dengan realisasi impor yang minim itu maka stok bawang putih impor hanya akan mencukupi kebutuhan dalam negeri sampai dengan Mei 2024.
"Berdasarkan stok awal 2024, produksi, kebutuhan konsumsi per bulan hitung-hitungan persetujuan impor tersebut sebenarnya cukup sampai dengan Agustus 2024," ujar Bambang dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah, Senin (27/5/2024).
Baca Juga
Bambang mengeklaim, Kemendag telah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Kantor Staf Presiden (KSP) untuk mendorong para importir yang telah memiliki persetujuan impor bawang putih agar segera merealisasikan impor dan segera mendistribusikan ke masyarakat.
"Kemendag terus secara rutin memantau realisasi impor terhadap para importir yang telah mendapatkan PI [persetujuan impor] bawang putih," ungkap Bambang.
Menyitir panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) rata-rata harga bawang putih secara nasional hari ini naik 0,09% menjadi Rp42.850 per kilogram.