Bisnis.com, TANGERANG - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) buka suara terkait pernyataan Kementerian Agama (Kemenag) yang menilai perseroan gagal dalam memberikan pelayanan maksimal selama tahap awal penerbangan haji 1445 H/2024.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengakui banyaknya kendala yang dialami maskapai selama tahap awal penerbangan Haji tahun ini. Salah satu kendala yang dihadapi adalah keterlambatan pemberangkatan yang disebut terjadi pada 38 dari total 80 jadwal penerbangan Haji Garuda sejauh ini.
Namun, dia menyebut perseroan selalu mengkomunikasikan gangguan-gangguan tersebut kepada Kemenag, dalam hal ini Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU). Perseroan pun berkomitmen untuk terus memperbaiki kinerja operasionalnya di sisa periode Ibadah Haji tahun ini.
"Soal keterlambatan kita tidak menafikkan dan terkait performa ini perusahaan sangat memahami. Kita menyampaikan permintaan maaf dan akan terus melakukan perbaikan-perbaikan ke depannya," jelas Irfan di Tangerang pada Rabu (22/5/2024).
Irfan menjelaskan, kendala lain yang dihadapi perseroan adalah insiden percikan api pada salah satu pesawat saat mengangkut calon jemaah di embarkasi Makassar. Kejadian tersebut membuat pesawat harus return to base (RTB) yang berimbas pada keterlambatan pemberangkatan.
Untuk memastikan kelancaran operasional penerbangan Haji, pihaknya menyiapkan dua unit armada cadangan milik perseroan untuk menggantikan pesawat bermasalah tersebut.
Baca Juga
Adapun, Irfan menuturkan, pesawat yang mengalami insiden tersebut saat ini tengah dalam proses perbaikan dan akan rampung dalam waktu dekat. Setelahnya, GIAA akan mengajukan izin operasi untuk pesawat tersebut kembali beroperasi ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
"Kita akan terus perbaiki performa dari waktu ke waktu. Bagi perusahaan yang penting adalah jemaah bisa sesegera mungkin tiba di Tanah Suci," kata Irfan.