Bisnis.com, BADUNG - Pembiayaan proyek air menjadi salah satu isu hangat yang dibahas dalam gelaran World Water Forum ke-10.
Bagaimana tidak, proyek infrastruktur yang menampung hajat hidup banyak orang itu membutuhkan dana jumbo. Di sisi lain, investasi di sektor air dianggap jadi pekerjaan menantang yang penuh risiko.
Direktur Asia Tenggara dan Pasifik Asian Development Bank (ADB), Neeta Pokhrel mengatakan, perlu tindakan kolektif untuk mendongkrak pembiayaan di sektor air. Upaya kolektif perlu dilakukan baik dari sisi pemerintah, masyarakat maupun calon investor.
Neeta mengatakan perbankan memerlukan kepastian dalam sebuah proyek infrastruktur air dan sanitasi. Inovasi dan akurasi data dari proyek air menjadi krusial bagi bank untuk membiayai investasi.
Adapun pada 2023, ADB telah mengguyur pinjaman untuk proyek terkait air hingga US$2.830 juta, meningkat dari pembiayaan tahun sebelumnya sebesar US$$1.591 juta. Pembiayaan proyek air tertinggi yang dikeluarkan oleh ADB dalam satu dekade terakhir yaitu pada 2018 mencapai US$3.205 juta.
Pembiayaan oleh ADB itu mencakup proyek penyediaan air bersih dan sanitasi serta manajemen limbah; irigasi dan drainase pertanian; infrastruktur pengelolaan banjir; pembangkit listrik tenaga air; hingga pengelolaan sumber mata air.
Baca Juga
"Kami memiliki sejumlah proyek kredit yang dapat diinvestasikan, tapi bekerja secara kolektif untuk memastikan bahwa kondisi yang saya mampu sesuai dengan proyek anda," ujar Neeta dalam high level panel di gelaran World Water Forum, Rabu (22/5/2024).
Neeta menegaskan, sejumlah strategi dibutuhkan untuk meningkatkan pembiayaan di sektor air. Pertama, kebijakan pemerintah perlu mendukung terhadap proyek air yang ingin diinvestasikan.
Namun, lagi-lagi Neeta menegaskan bahwa pemerintah perlu memahami data yang baik dari suatu investasi proyek air dan mampu memprioritaskan air serta lingkungan.
Kedua, investor perlu memahami pengelolaan proyek air yang akan didanai termasuk data, kesiapan, rencana investasi. Ketiga, pemahaman terhadap kerentanan iklim dan kapasitas penyerapan dari sebuah proyek air.
"Seberapa besar komitmen anda dalam berinvestasi di bidang air dan sanitasi? Namun untuk melakukan hal tersebut kami harus memberi data bahwa noninvestasi akan merugikan kami," jelasnya.
Setali tiga uang, Kepala Divisi Analisis Air dan Sanitasi, Development of Latin America and The Caribbean, Franz Rojas Ortuste mengatakan, untuk menarik pembiayaan perbankan pada investasi air diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak.
Reformasi kebijakan perlu dilakukan untuk mempermudah investasi. Pemerintah, kata dia, harus memberikan insentif terhadap investasi air yang ramah lingkungan untuk menarik investasi swasta.
Di sisi lain, perencanaan proyek perlu disiapkan secara bankable atau investable. Artinya, proyek air perlu didesain dengan kualitas dan pendekatan yang holistik.
"Ini bukan tentang pemerintah yang lebih baik, namun kita perlu mengembangkan sektor swasta yang diakui oleh masyarakat dan akademisi," tutur Rojas.