Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekanan Inflasi Mereda, Argentina Pangkas Bunga Acuan ke Level 40%

Argentina memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan dari 50% ke 40% seiring dengan tren penurunan inflasi.
Kawasan Plaza de Mayo, pusat kota Buenos Aires, Argentina./Bloomberg
Kawasan Plaza de Mayo, pusat kota Buenos Aires, Argentina./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Argentina memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan keenam kalinya di bawah pemerintahan Presiden Javier Milei, seiring dengan pelemahan inflasi dan penyusutan neraca bank sentral.

Dilansir Bloomberg pada Rabu (15/5/2024), Otoritas moneter Negeri Tango tersebut menurunkan bunag acuan dari 50% ke level 40%, berdasarkan pernyataan resmi yang dirilis kemarin. Biaya kredit pun turun dari angka tertinggi 133% pada akhir Desember 2023.

Inflasi bulanan Argentina telah melambat usai Milei menjabat sebagai presiden pada 10 Desember 2023, yaitu 8,8% pada April 2024 dari 26% pada Desember tahun lalu. Tim ekonomi presiden melihat tren ini akan berlanjut seiring dengan harga konsumen yang turun ke 3,8% pada Sptember tahun lalu.

Angka itu lebih rendah ketimbang perkiraan analis dalam survei Bank Sentral yang sebesar 5,8%. Walaupun inflasi bulanan melambat, inflasi tahunan Argentina masih tinggi, yaitu 289,4% per April 2024.

Selain memangkas suku bunga acuan, Bank Sentral juga menyebutkan dalam konferensi terpisah, bahwa akan melakukan intervensi atas kebijakan di pasar obligasi sekunder, tanpa mempertimbangkan selisih harga 2% yang ditetapkan dalam aturan saat ini.

Pada hari Senin lalu, staf Dana Moneter Internasional (IMF) menandatangani tinjauan kedelapan program Argentina senilai US$44 miliar.

Jika disetujui oleh dewan eksekutif IMF, langkah tersebut akan memberi negara tersebut ruang bernapas sebesar US$800 juta untuk memenuhi pembayaran utang kepada pemberi pinjaman yang berbasis di Washington tersebut.

Meskipun kebijakan moneter Milei bertentangan dengan rekomendasi IMF yang ortodoks mengenai suku bunga riil positif, para pejabat memperkirakan biaya pinjaman yang lebih rendah akan memungkinkan bank sentral untuk membersihkan neraca yang sarat utang dan menyerap kelebihan likuiditas sebagai langkah penting sebelum mencabut pengendalian modal.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper