Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Perdagangan April 2024 Diproyeksi Susut Jadi US$3,5 Miliar

Surplus neraca perdagangan April 2024 diperkirakan susut, akibat aktivitas ekspor dan impor yang mengalami penurunan.
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis
Ilustrasi neraca perdagangan Indonesia lewat kegiatan ekspor-impor menggunakan kapal. JIBI/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Surplus neraca perdagangan Indonesia pada April 2024 diperkirakan menyusut dibandingkan dengan capaian surplus pada bulan sebelumnya.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memperkirakan kinerja baik ekspor maupun impor akan mengalami penurunan pada April 2024.

Hal ini sejalan dengan adanya periode Libur Lebaran sehingga aktivitas produksi maupun kegiatan impor diperkirakan lebih rendah dari periode Maret 2024.

“Ekspor maupun impor pada April 2024 diperkirakan drop jadi akan ada penurunan dari masing-masing ekspor dan impor dan surplusnya menipis,” katanya kepada Bisnis, Senin (13/5/2024).

Senada, Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky juga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada April 2024 akan tercatat lebih rendah.

“Terkait neraca perdagangan kita menduga akan turun sedikit, akan berada di kisaran US$3,5 miliar hingga US$4 miliar,” katanya.

Menurutnya, surplus yang menyusut terutama dipengaruhi oleh ketidakpastian perekonomian di global, juga hari kerja yang lebih pendek di dalam negeri karena adanya libur Lebaran.

Lebih lanjut, Riefky mengatakan penyusutan surplus juga akan dipengaruhi oleh penurunan nilai ekspor yang lebih besar dibandingkan impor.

“Salah satunya dipengaruhi oleh periode April 2024 yang terpotong dengan Lebaran sehingga aktivitas produksi kita relatif lebih pendek hari produksinya dibanding bulan sebelumnya,” jelas Riefky.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat surplus neraca perdagangan Indonesia mencapai US$4,47 miliar pada Maret 2024.

Surplus tersebut terutama berasal dari sektor nonmigas sebesar US$6,51 miliar, tapi tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$2,04 miliar.

Jika dirincikan, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$22,43 miliar atau naik 16,40% secara bulanan. Secara tahunan, nilai ekspor ini turun sebesar 4,19%.

Sementara itu, nilai impor Indonesia pada Maret 2024 mencapai US$17,96 miliar, turun 2,60% secara bulanan, juga turun 12,76% secara tahunan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper