Bisnis.com, JAKARTA - Lonjakan harga gula dan stok yang terbatas berisiko memicu panic buying di kalangan konsumen. Lantas, apakah pembelian gula pasir di ritel modern bakal dibatasi?
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey mengatakan bahwa relaksasi harga acuan penjualan gula telah membantu melancarkan pasokan gula di gerai ritel modern yang sebelummya sempat langka.
Pasalnya, pemerintah sejak 5 April 2024 telah menaikkan harga acuan penjualan gula dari semula Rp16.000 per kilogram menjadi Rp17.500 per kilogram dan berlaku hingga 31 Mei 2024.
Kendati begitu, harga gula yang lebih tinggi terjadi di ritel tradisional. Misalnya, harga gula kemasan bermerek saat ini dijual di pedagang ecer mencapai Rp19.000 per kilogram.
Adanya disparitas harga gula tersebut berisiko memicu spekulan atau masyarakat memborong gula pasir di ritel modern karena dianggap lebih murah.
Saat ditanyai apakah akan diberlakukan aturan pembelian terbatas untuk mencegah panic buying, Roy mengatakan pihaknya masih akan melihat respons pasar dalam beberapa hari ke depan saat pasokan gula ke ritel modern berangsur normal.
Baca Juga
"Kita masih melihat, ini kan baru berangsur normal distribusinya. Kita akan lihat 1-2 minggu ke depan," kata Roy saat dihubungi, Selasa (23/4/2024).
Kendati begitu, Roy mengatakan opsi pembatasan pembelian bisa saja dilakukan saat pasokan gula kembali seret alias tidak lancar. Seperti yang sebelumnya diberlakukan pada komoditas beras premium saat pasokan langka.
Dia menegaskan, pembelian terbatas saat pasokan minim bertujuan untuk pemerataan akses barang kepada konsumen.
"Kalau memang sudah lancar dan tidak terkendala [pasokan] maka kita normal saja, tapi kalau memang masih terkendala ya kita akan membatasi [pembelian] itu maksudnya untuk pemerataaan. Sehingga seluruh masyarakat bisa membeli gula untuk kebutuhan konsumsi saja bukan untuk disimpan atau apapun itu," jelas Roy.
Diberitakan Bisnis sebelumnya, Sabtu (20/4/2024), stok gula di sejumlah gerai Indomaret di kawasan Bogor terpantau masih kosong. Fani, seorang pegawai Indomaret mengatakan sebelum mengalami kelangkaan, harga gula telah mencapai Rp16.500 per kilogram.
Namun, menurutnya sejak harga gula mulai merangkak naik dan pasokan minim, banyak pelanggan yang mulai memborongnya.
"Terakhir harga gula itu Rp16.500, tapi sekalinya ada stok langsung habis karena banyak yang borong," tuturnya.
Berbeda dengan ritel modern, pantauan Bisnis.com di ritel tradisional atau warung kelontong menununjukkan stok gula pasir masih cukup tersedia. Harga gula pasir curah dipatok Rp18.000 per kilogram, sementara gula pasir kemasan bermerek dibanderol Rp19.000 per kilogram.
Wawan, pemilik warung kelontong di daerah Ciomas, Bogor mengatakan pasokan gula di pasaran mulai menipis. Namun, di sisi lain harga sudah naik signifikan sejak menjelang lebaran.
"Gula itu mulai susah stoknya pas mau lebaran, harganya naik banget. Mungkin karena banyak yang borong buat bikin kue," tuturnya.
Menyitir Panel Harga Pangan Bapanas, rata-rata harga gula per hari ini secara nasional mencapai Rp18.070 per kilogram. Harga gula hari ini telah naik 25,48% (YoY) dibandingkan harga rata-rata pada April 2023 sebesar Rp14.400 per kilogram.