Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menilai, rencana pemerintah untuk impor 200.000 ton raw sugar atau gula kristal merah (GKM) merupakan langkah yang tepat.
Tenaga Ahli AGI Yadi Yusriyadi menyampaikan, kondisi stok gula pada awal April 2025 diprediksi sudah sangat tipis.
“Kebijakan impor gula 200.000 ton untuk cadangan sudah tepat, karena diperkirakan kondisi stok pada awal April sudah sangat tipis,” kata Yadi kepada Bisnis, Jumat (14/2/2025).
Yadi menuturkan, stok gula nasional saat ini rendah, yakni sekitar 1,38 juta ton per 1 Januari 2025. Stok ini termasuk raw sugar yang belum semua diproses.
Menurut perhitungan AGI, stok tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan nasional. Kendati begitu, proses di tingkat distribusi cukup rawan sehingga berpotensi membuat harga gula dalam negeri melonjak, utamanya di daerah remote.
Kendati begitu, alih-alih mengimpor raw sugar, AGI mengharapkan pemerintah mendatangkan gula dalam bentuk gula kristal putih (GKP).
Baca Juga
“Hanya akan lebih baik impor dalam bentuk GKP sehingga bisa masuk ke pelabuhan Indonesia Timur,” ujarnya.
Sementara itu jelang Ramadan dan Lebaran, Yadi menyebut bahwa produsen tengah mempersiapkan pabrik dan tanaman tebu.
Secara umum, Yadi menuturkan bahwa saat ini tebu belum siap panen kecuali pabrik gula di Sumatra Utara yang sudah masuk musim giling lantaran musim kemarau yang berbeda.
“Produksi gula nasional mulai banyak pada Mei - Oktober 2024,” pungkasnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, pemerintah berencana membuka keran impor gula 200.000 ton untuk mengantisipasi risiko fluktuasi harga gula konsumsi serta memperkuat stok cadangan pangan pemerintah (CPP).
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, total impor raw sugar 200.000 ton itu akan didatangkan tahun ini secara bertahap.
“Sekitar 200.000 ton raw sugar, datangnya tahun ini secara bertahap,” kata Arief dalam keterangan resminya, Kamis (13/2/2025).
Dia menegaskan, importasi dilakukan bukan dikarenakan produksi gula yang berkurang, melainkan hanya untuk mengerek stok CPP. Pasalnya, stok gula dalam negeri masih cukup hingga 5 bulan ke depan.
"Jadi importasi bukan dalam bentuk GKP, tidak langsung begitu. Yang jadi catatan adalah importasi yang dilakukan ini hanya untuk CPP. Kita mau menaikkan stok level yang dipegang pemerintah,” tegasnya.
Per 12 Februari 2025, stok CPP dalam bentuk gula pasir mencapai 34.000 ton. Secara terperinci, sebanyak 22.000 ton dikelola oleh ID Food dan Perum Bulog 12.000 ton.
Dibandingkan dengan rerata kebutuhan konsumsi bulanan yang sekitar 235.000 ton per bulan, maka stok CPP gula berada di kisaran ketercukupan 14,47%.