Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Meroket, Stok Gula Langka di Sejumlah Gerai Alfamart Cs.

Stok gula di ritel modern mengalami kelangkaan imbas harga yang terus meroket sejak Ramadan.
Proses bongkar muat gula di Terminal Kade 101 Tanjung Priok, Jakarta. Bisnis/Abdurachman
Proses bongkar muat gula di Terminal Kade 101 Tanjung Priok, Jakarta. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Stok gula di ritel modern mengalami kelangkaan imbas harga yang terus meroket sejak Ramadan.

Berdasarkan pantauan Bisnis.com di sejumlah gerai ritel Alfamart dan Indomaret di kawasan Bogor, stok gula kosong. Menurut Andi, salah seorang pramuniaga di Alfamart, stok gula di gerai telah kosong sejak H-3 sebelum Lebaran. Ketersediaan pasokan gula lebih lanjut juga belum mendapat kepastian hingga saat ini.

"Gula sudah kosong lama, sebelum Lebaran. Sampai sekarang juga belum ada kabar kapan stok datang lagi," ujar Andi saat ditemui di gerai Alfamart, Sabtu (20/4/2024).

Begitupun dengan stok gula di gerai Indomaret juga kosong. Fani, seorang pegawai Indomaret di kawasan Bogor mengatakan sebelum mengalami kelangkaan, harga gula telah mencapai Rp16.500 per kilogram.

Namun, menurutnya sejak harga gula mulai merangkak naik dan pasokan minim, banyak pelanggan yang mulai memborongnya.

"Terakhir harga gula itu Rp16.500, tapi sekalinya ada stok langsung habis karena banyak yang borong," tuturnya.

Berbeda di ritel modern, pantauan Bisnis.com di ritel tradisional atau warung kelontong, stok gula pasir masih tersedia. Harga gula pasir curah dipatok Rp18.000 per kilogram, dari yang sebelumnya Rp16.500 per kilogram. Sementara gula pasir kemasan bermerek dibanderol Rp19.000 per kilogram dari yang sebelumnya Rp17.000 per kilogram.

Wawan, pemilik warung kelontong di Ciomas, Bogor mengatakan pasokan gula di pasaran mulai menipis. Namun, di sisi lain harga sudah naik signifikan sejak menjelang lebaran.

"Gula itu mulai susah stoknya pas mau lebaran, harganya naik banget. Mungkin karena banyak yang borong buat bikin kue," tuturnya.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan (Kemendag) Isy Karim mengatakan kenaikan harga gula dipicu oleh tingginya harga gula di pasar internasional. Di sisi lain, musim giling tebu baru akan berlangsung pada Mei mendatang.

"Harga di luar tinggi," ujar Isy saat ditemui di Kemendag, dikutip Sabtu (20/4/2024).

Kendati begitu, Isy mengatakan stok gula secara nasional masih ada sekitar 330.000 ton dan mencukupi untuk kebutuhan 1,5 - 2 bulan ke depan.

"Jadi cukup lah itu stoknya," ucap Isy. Adapun sebelumnya, pemerintah melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) telah menaikkan harga acuan penjualan gula pasir di ritel menjadi Rp17.500-Rp18.500 per kilogram sejak 5 April 2024. Harga acuan tersebut berlaku hingga 31 Mei 2024.

Bapanas mengatakan, penyesuaian harga gula itu diambil sebagai upaya pemerintah memperlancar stok dan pasokan gula ke ritel-ritel modern seiring harga gula yang terus meroket.

Menyitir Panel Harga Pangan Bapanas, rata-rata harga gula per hari ini secara nasional mencapai Rp18.050 per kilogram. Harga gula hari ini telah naik 25,34% dibandingkan harga rata-rata pada April 2023 sebesar Rp14.400 per kilogram.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Rachmawati
Editor : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper